kendala yang ada segera ditangani sehingga kualitas layanan ke masyarakat bisa meningkat
Yogyakarta (ANTARA) - Layanan Public Safety Center (PSC) 119 Yogyakarta didorong untuk terus meningkatkan kualitas layanan sehingga masyarakat Kota Yogyakarta yang membutuhkan layanan kegawadaruratan medis bisa mengakses dengan cepat dan mudah.

“Ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam pemberian layanan kepada masyarakat. Tentunya, kendala yang ada segera ditangani sehingga kualitas layanan ke masyarakat bisa meningkat,” kata Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta Dwi Saryono saat melakukan sidak di PSC 119 Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, sejumlah kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan sidak tersebut di antaranya jumlah armada ambulans untuk melakukan layanan kegawatdaruratan medis, kebutuhan operasional ambulans seperti bahan bakar, sarana dan prasarana gedung hingga sumber daya manusia.

Saat ini, PSC 119 Yogyakarta diperkuat tiga ambulans namun hanya ada dua ambulans yang bisa dioperasionalkan karena ambulans yang baru dibeli pada pertengahan tahun belum memperoleh alokasi anggaran untuk kebutuhan pembelian bahan bakar minyak (BBM) dan sedang diproses nomor polisinya.

Baca juga: Layanan PSC 119 dapat apresiasi dari Menkes

Selain itu, lanjut dia, gedung yang digunakan sebagai kantor utama unit layanan kegawatdaruan tersebut juga masih meminjam ruangan yang berada dalam satu bangunan dengan tempat parkir mobil pemadam kebakaran.

“Dari masukan-masukan yang kami terima ini, akan ditindaklanjuti dengan penyusunan kebijakan bersama dinas terkait yaitu Dinas Kesehatan dan diharapkan bisa semakin memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan,” katanya.

Anggota Komisi D DPRD Kota Yogyakarta Bambang Anjar Jalumurti menambahkan, peningkatan kualitas layanan PSC 119 harus disertai dengan perbaikan manajemen, salah satunya adalah penerapan standar mutu pelayanan.

“Jumlah ambulans yang tersedia, dokter, perawat dan pengemudi harus disesuaikan dengan luas wilayah di Kota Yogyakarta. Selain memiliki ambulans sendiri, PSC 119 juga bekerja dengan sejumlah rumah sakit untuk memberikan pelayanan kegawatdaruratan,” katanya.

Selain peningkatan manajemen dan sarana dan prasarana, Bambang juga berharap agar keberadaan PSC 119 terus disosialisasikan termasuk memberikan edukasi mengenai dasar-dasar penanganan awal pada kegawatdaruratan medis karena dimungkinkan persepsi masyarakat tentang kondisi darurat berbeda-beda.

“Perlu juga pemberian keterampilan dasar ke masyarakat untuk penanganan awal kegawatdaruratan. Bisa melalui kampung tangguh bencana atau melalui linmas dan pemuda pelopor di wilayah atau melalui Kelurahan Siaga,” katanya.

Sepanjang 2019, PSC 119 Kota Yogyakarta sudah menangani 1.271 kasus kegawatdaruratan atau meningkat dibanding 2018 sebanyak 1.091 kasus. Pada 2018 terdapat 25 pasien meninggal dunia dan hingga saat ini sudah ada 55 pasien meninggal dunia. “Jumlahnya meningkat karena kebanyakan pasien menderita penyakit jantung,” kata salah satu perawat di PSC 119 Yogyakarta Meika Nur Sudiyanto.

Selain tiga ambulans, PSC 119 Yogyakarta juga diperkuat 24 tenaga yang terdiri dari empat dokter, 12 perawat dan delapan pengemudi. “Setiap shift terdapat enam tenaga yang siaga,” katanya.

Sejauh ini, Meika mengatakan, petugas kesehatan bisa menjangkau lokasi warga yang mengalami kegawatdaruratan medis dalam waktu kurang dari 15 menit. “Tetapi, jika rumah mereka sulit dijangkau maka membutuhkan waktu lebih lama,” katanya.

Baca juga: RSUD Mataram turunkan tim PSC 119 ke pusat gempa

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019