Sleman (ANTARA) - Ratusan karyawan PT Mataram Tunggal Garment (MTG) di Dusun Balong, Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilarikan ke RS Panti Nugroho Pakem karena mengalami lemas dan pucat yang diduga akibat keracunan makanan, Kamis.

Karyawan garmen yang tiba di RS Panti Nugroho tersebut langsung mendapat penanganan dari tim medis.

Ada yang kondisinya muntah-muntah bahkan sampai sempat tak sadarkan diri. Bahkan ada pasien ada yang tergeletak berjajar di atas lantai rumah sakit.

"Dugaan sementara para pasien menderita keracunan. Namun, dokter belum bisa memastikan penyebab keracunan. Apakah dari makanan atau hal lain," kata Direktur RS Panti Nugroho dr Tandean AW.

Menurut dia, pasien karyawan garmen tersebut mulai berdatangan sejak pukul 13.30 WIB. Ada juga para pasien berdatangan secara bergelombang.

"Keluhannya mual, muntah, pusing," katanya

Baca juga: Kesehatan buruh korban keracunan di Sukabumi mulai membaik

Baca juga: Seratusan buruh pabrik di Sukabumi mengalami keracunan makanan

Baca juga: 26 buruh Kota Bekasi keracunan makanan


Ia mengatakan, sesuai prosedur, dokter menangani pasien dengan obat, sesuai keluhan. Hingga pukul 16.00 WIB ada 101 orang yang dinyatakan sudah membaik dan diperbolehkan pulang.

"Kemudian dua orang diobservasi dan dua orang lagi yang masuk untuk segera ditangani. Semua kami tangani dan kami beri obat," katanya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dr Novita Krisnaeni mengatakan belum bisa memastikan penyebab keracunan.

"Belum diketahui penyebab gejala keracunan, karena untuk memastikan hal itu dibutuhkan uji lanjutan," katanya.

Ia mengatakan, ada tiga katering yang melayani ribuan karyawan perusahaan tersebut. Sehingga belum diketahui dari katering mana yang menyebabkan para karyawan keracunan.

"Jadi tunggu hasil lab dulu," katanya

Novita mengatakan, pihaknya telah mengambil sampel nasi, kerupuk, sayur, lauk berupa tongkol dan lele dan buah yang dikonsumsi para karyawan.

Hasil tes yang dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan itu baru bisa diketahui sepekan ke depan.

"Kami juga mengambil sampel air yang memungkinkan kontak dengan para penderita," katanya.

Berdasar informasi dari para korban, mereka mengalami gatal yang disusul pusing, panas kemudian muntah dan sesak di ulu hati setelah makan siang sekitar pukul 12.30 WIB.

"Menunya nasi, sayur pepaya dengan lauk ikan tongkol. Sehabis makan belum terasa. Baru satu jam setelah makan baru terasa mual dan muntah," kata salah satu karyawan Eva Dermita (34).

Menurut dia, tidak semua karyawan yang menyantap menu serupa langsung mengalami gejala keracunan. Ada yang lebih dari satu jam baru mengalami gejala.

"Sebagian mengeluh saat sudah kembali bekerja," katanya.

Eva mengaku sempat curiga dengan rasa makanan yang dia santap. Terutama pada ikan tongkol.

"Ketika disantap sudah ada rasa gatal di mulut. Bau ikan juga anyir. Tapi karena sudah lapar tetap dimakan karena tidak ada ikan lain, mungkin karena dibungkus atau gimana tetap kami makan," katanya.

Pihak rumah sakit mencatat setidaknya ada 105 pasien yang ditangani.
Jumlah tersebut dihitung hingga pukul 16.00 WIB. Namun masih ada pasien lain yang berobat.*

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019