Orangutan Paya mengalami luka di daerah frontal (tulang dahi) dana pangkal lengan bagian bawah (axilla) dan tulang cranium (kepala) akibat sesuatu benda ini sempat dirawat medis sekitar dua bulan,
Tapsel (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara melakukan pelepasliaran seekor Orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis) yang usianya diperkirakan 40 tahun.

Pelepasliaran orangutan berjenis kelamin jantan yang dinamai Paya ini dilakukan di Kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Sibual-buali Desa Sumuran Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan, Senin.

Orangutan yang memiliki berat 46 kilogram tersebut sempat menjalani masa rehabilitasinya di Pusat Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

"Orangutan itu dirawat setelah KSDA Wilayah III Padangsimpuan melakukan identifikasi bersama Tim HOCRU (Human Orangutan Conflict Response Unit) YOSL-OIC (19/9). Selanjutnya Orangutan Tapanuli itu dibawa ke Pusat Rehabilitasi Otangutan Sumatera (PKOS) SOCP di bawah perawatan tim dokter hewan Andika Pandu," jelas Kepala BBKSDA Sumatera Utara (Sumut), Dr Hotmauli Sianturi.

Evakuasi dilakukan setelah sehari sebelumnya Tim mendapatkan laporan masyarakat Aek Batang Paya Kecamatan Sipirok (18/9) yang menemukan satu individu orangutan terluka.

Baca juga: OFI berharap polisi temukan penyiksa orangutan di Seruyan

"Orangutan Paya mengalami luka di daerah frontal (tulang dahi) dana pangkal lengan bagian bawah (axilla) dan tulang cranium (kepala) akibat sesuatu benda ini sempat dirawat medis sekitar dua bulan," katanya.

Menjawab pertanyaan seberapa jauh urgensi orangutan terhadap eksoistem, Dr Hotmauli Sianturi mengatakan sangat penting karena peran orangutan inilah yang membuat hutan ini ada.

"Karena banyak yang tidak menyadari orangutan inilah yang menyebarluaskan bibit-bibit yang ada di hutan yang menjaga keseimbangan ekositem khususnya di bentang hutan Batang Toru," terangnya.

Baca juga: Pusat Suaka Orangutan Arsari didirikan di daerah calon Ibu Kota

BBKSDA berharap ke depan konservasi satwa liar termasuk orangutan bisa lebih terjaga. Dia mengatakan pembangunan sah-sah saja tetapi kelestarian ekosistem harus terjaga demi keberlangsungan kehidupan ke depan.

Disinggung individu orangutan yang sudah dilepasliarkan oleh BBKSDA Sumut, Hotmauli mengemukakan untuk daerah Tapanuli baru kali ini setelah pelepasliaran orangutan di daerah Dairi dan daerah TNGL.

Selain pihak BBKSDA Sumut, KSDA Wilayah III Padangsidimpuan turut dalam pelepasliaran orangutan ini Camat Kecamatan Sipirok Sardin Hasibuan dan sejumlah media cetak, online dan elektronik.

Baca juga: Ditembak 24 peluru, orangutan Sumatera alami kebutaan

Pewarta: Juraidi dan Kodir
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019