Medina Warda Aulia. ANTARA/Humas PB. Percasi


Boneka Barbie

Sebelum mengenal catur, Medina sama seperti bocah perempuan lain yang sangat menyukai boneka. Boneka kesukaannya adalah si cantik Barbie. Namun siapa sangka justru dari cerita seputar boneka simbol kemolekan raga sempurna wanita itu, Medina cilik memiliki ketertarikan pada dunia catur.

“Waktu kecil, saya sering bermain dengan boneka Barbie dan selalu membaca ceritanya di Istana, dengan Raja dan Ratu. Kemudian saya tertarik dengan permainan catur karena memiliki persamaan karakter dengan cerita dunia abad pertengahan itu,” kata dara kelahiran 7 July 1997 ini.

Melalui sang ayah, Nur Muchlisin, yang memiliki hobi main catur, imajinasi Medina tentang kehidupan istana barbie menemukan titik temu dengan buah-buah catur yang juga menyimbolkan karakter tokoh-tokoh kerajaan di Eropa.

Momen itu terjadi ketika ia duduk di kelas tiga sekolah dasar. Ketika itu, catur menjadi bahan pembicaraan di keluarganya saat sang ayah menjadi juara di turnamen tingkat perusahaan tempat ayahnya bekerja. Berbekal imajinasinya tentang istana barbie, Medina pun mulai tertarik melihat ayahnya saat sedang berlatih catur.

"Ayah kemudian menawarkan untuk belajar catur. Waktu itu sekitar sembilan tahun. Kelas tiga," kata Medina yang saat itu sekolah Sekolah Dasar Negri (SDN) Teluk Pucung V Bekasi.

Medina pun diajari bermain catur oleh sang ayah. Bakat dan kecerdasannya, membuat Medina cepat memahami permainan di atas papan kotak-kotak hitam-putih itu. Hanya selama tiga bulan berlatih, Medina langsung diikutkan sang ayah dalam kejuaraan daerah di Jakarta pada 2006. Hebatnya, ia langsung menjadi juara. Medina pun terus ketagihan mengikuti beberapa turnamen baik tingkat daerah dan nasional. Tentu saja, ia langganan juara pertama.

Untuk mengasah kemampuan dalam bermain catur, Medina pun masuk di sekolah catur Utut Adianto yang ada di Bekasi. Setelah beberapa tahun mengikuti pendidikan catur, Medina rutin mengikuti turnamen. Tidak hanya mengikuti kejuaraan di tingkat nasional, tapi juga kejuaraan tingkat internasional.

“Saya turun ke tingkat internasional itu mulai dari 2007 dan prestasi terus meningkat. Pada tahun 2008 saya juara dunia tingkat pelajar (World School Chess Championship) di Tessaloniki, Yunani," kata lulusan SMP Negeri 1 Bekasi ini.

Perjalanan Medina di dunia catur kian jauh. Titel-titel yang menjadi dambaan para pecatur pun dia genggam hasil dari petualangannya di berbagai turnamen, mulai dari kandidat master (MC), Master Nasional Wanita (MNW), Master Fide Wanita (WFM), Master Internasional Wanita (WIM), hingga Grand Master Wanita (WGM). Titel tertinggi untuk pecatur wanita ini diraih Medina saat ia berusia 16 tahun 2 bulan, memecahkan rekor WGM termuda yang sebelumnya digenggam Irene Kharisma Sukandar (16 tahun 7 bulan). Kepastian titel WGM ini diraih Medina saat ia mendapat Norma WGM ketiga di Kejuaraan Dunia Catur Junior 2013 yang berlangsung di Kocaeli, Turki.

Baca juga: Kejutan, Medina tumbangkan Sokolov

Selanjutnya: Kejar GM Pria

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019