keberadaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara-negara Afrika berpengaruh signifikan dalam mendorong peningkatan pertumbuhan ekspor Tanah Air sebesar 1,12 persen.
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengusulkan pemerintah melakukan penguatan infrastruktur diplomasi ekonomi dengan membuka kedutaan baru di Benua Afrika.

"Penguatan infrastruktur diplomasi ekonomi di Benua Afrika di antaranya melalui keberadaan kedutaan dan lembaga-lembaga studi Afrika," kata Kepala Pusat Penelitian Kewilayahan LIPI Ganewati Wuryandari di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan keberadaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara-negara Afrika berpengaruh signifikan dalam mendorong peningkatan pertumbuhan ekspor Tanah Air sebesar 1,12 persen.

Berdasarkan catatan, hingga 2019 terdapat 16 KBRI untuk negara-negara akreditasi di Afrika. Dari jumlah tersebut lima KBRI di antaranya berada di Afrika Utara dan 11 di Sub Sahara Afrika termasuk Pulau Madagaskar.

Baca juga: RI-Namibia berupaya tingkatkan kerja sama infrastruktur, perdagangan

Kondisi itu menyebabkan beban kerja KBRI di Benua Afrika lebih meningkat. Oleh sebab itulah, LIPI mengusulkan pemerintah agar membuka kedutaan baru di Afrika dengan sasaran meningkatkan diplomasi ekonomi.

"Beban kerja KBRI merangkap hingga enam bahkan 11 negara akreditasi dalam menjalankan fungsinya sekaligus berperan secara optimal dalam diplomasi ekonomi Indonesia di Afrika," kata dia.

Hal senada juga disampaikan oleh Peneliti Pusat Penelitian Kewilayahan LIPI Saiful Hakam bahwa usulan pembukaan kedutaan baru di Pantai Gading dan Ghana adalah untuk mengefektifkan kerja diplomasi terutama sektor ekonomi.

Ia mengatakan kedua negara tersebut merupakan kekuatan ekonomi yang juga menjadi mitra dagang terbesar Indonesia di Afrika Barat setelah Nigeria.

Total perdagangan Indonesia dan Pantai Gading pada 2018 sebesar 190 juta dolar Amerika Serikat (AS). Impor utama Tanah Air dari negara itu yakni biji kakao. Sementara pada tahun yang sama, total perdagangan Indonesia dengan Ghana mencapai 139 juta dolar (AS).

Baca juga: Kenya akan buka kedutaan besar di Jakarta awal 2020

"Ghana merupakan negara pengimpor terbesar di Afrika untuk produk Indonesia terutama sabun dan margarin," ujar dia.

Sebagai tambahan, periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo menjadikan penguatan diplomasi khususnya di pasar non-tradisional Afrika sebagai salah satu prioritas.


Penguatan infrastruktur diplomasi ekonomi Indonesia menjadi penting mengingat persaingan dalam memperebutkan pasar Afrika semakin meningkat.
Baca juga: Kepala LIPI ungkap strategi rekrut diaspora peneliti

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019