Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Kesehatan Bandarlampung mengklaim bahwa angka stunting di kota setempat masih terbilang rendah dan tidak masuk dalam daerah yang menjadi perhatian khusus pemerintah.

"Angka stunting di Bandarlampung cukup rendah masih di angka 0,5 persen, sedangkan yang menjadi perhatian khusus pemerintah itu berada di angka 20 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan Edwin Rusli, di Bandarlampung, Selasa.

Menurut dia dengan angka stunting yang cukup rendah di Bandarlampung pihaknya pun tidak perlu khawatir. Namun Dinkes pun akan tetap mengantisipasi stunting dengan memberikan gizi yang cukup kepada masyarakat yanng memiliki balita.

Baca juga: Pemprov Banten galakan bebas gizi buruk dan cegah stunting

Ia pun telah menginstruksikan semua kadernya yang berada di Kota Bandarlampung untuk terus memantau kecukupan gizi masyarakat dan bila perlu ada makanan tambahan bagi mereka agar tumbuh kembang masyarakat sehat.

"Kami belum mendapatkan temuan ataupun laporan adanya warga yang terkana stunting sejauh ini," kata dia.

Di sisi lain, ia pun mengakui bahwa Kota Bandarlampung masih jauh untuk mencapai salah satu pilar dari sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) yakni stop 100 persen buang air sembarangan.

"Kita tidak berani deklarasikan open defication free (ODF) sebab masih banyak warga kita yang masih tinggal di bantaran kali, sungai dan laut," kata dia.

Namun, lanjutnya, Pemkot Bandarlampung pun akan terus berupaya secara bertahap untuk mencapai ODF maka dari itu Dinkes pun meminta setiap puskesmas yang ada untuk tetap mensosialisasikan hal tersebut ke masyarakat. "Kami sedang berusaha melalui puskesmas agar setiap satu pekan sekali ada wilayah yang ODF," katanya.

Baca juga: Menkes Terawan minta daerah kedepankan kearifan lokal tekan stunting

Baca juga: BATAN ikut usaha turunkan stunting dengan manfaatkan teknologi nuklir

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019