petani dan nelayan perlu keluar dari aktivitas "on farm" menuju ke "off farm" dengan memberikan nilai tambah aktivitas usaha tani dan perikanan melalui pengolahan produk pertanian dan perikanan maupun pengembangan usaha berbasis pertanian dan perikan
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo memberikan tiga catatan untuk sektor pertanian dan perikanan agar dapat menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia.

"Pertama, selama ini perhatian kita hanya fokus pada upaya peningkatan produksi pertanian dan perikanan di 'on farm' (proses budi daya), kita tidak perah menyentuh 'off farmnya' (penjualan hasil budi daya) terutama pascaproduksi," kata Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden Jakarta, Selasa.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam rapat terbatas (ratas) dengan topik "Akselerasi Penguatan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Perikanan", yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan para menteri Kabinet Indonesia Maju.

Menurut Presiden, petani dan nelayan perlu keluar dari aktivitas "on farm" menuju ke "off farm" dengan memberikan nilai tambah aktivitas usaha tani dan perikanan melalui pengolahan produk pertanian dan perikanan maupun pengembangan usaha berbasis pertanian dan perikanan.

"Kedua, untuk masuk ke 'off farm', para petani dan nelayan perlu skema pembiayaan dan juga mendapatkan pendampingan," ungkap Presiden.

Baca juga: Presiden Jokowi: Kartu Pra Kerja bukan untuk gaji pengangguran

Dari sisi pembiayaan pemerintah sudah memiliki skema kredit usaha rakyat (KUR) yang plafon anggarannya untuk 2020 akan menjadi Rp190 triliun dengan bunga hanya 6 persen.

"Saya sudah perintahkan agar KUR didesain dengan skema-skema khusus per klaster sehingga sesuai kebutuhan 'grace period' (masa tenggang), produksi klaster pertanian maupun perikanan," tambah Presiden

Tapi pembiayaan tersebut harus diikuti dengan pendampingan baik dalam pengelolaan keuangan, membuat kemasan yang baik, pengemasan yang baik, "branding" baik, dan juga marketing yang baik.

"Yang ketiga, kita harus mulai mendorong usaha mikro, kecil, menengah kita, petani kita, nelayan kita yang selama ini bergerak di skala ekonomi kecil-kecil untuk bergabung berkolaborasi dalam kelompok-kelompok atau korporasi besar sehingga memiliki 'economic scale' yang besar atau skala ekonomi yang besar," ungkap Presiden.

Tujuannya adalah agar dalam korporasi nanti, petani dan nelayan bisa lebih efektif dalam mendapat bahan baku, mengakses modal kerja dan investasi, dan melakukan upaya untuk memasarkan produk mereka agar bisa masuk ke "supply chain" nasional maupun global.

Baca juga: Jokowi: penting naikkan literasi keuangan dorong ekonomi mikro

Tiga catatan itu dikemukakan Presiden Jokowi mengingat sektor perikanan memiliki peran penting dan strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

"Saya melihat perikanan dan pertanian adalah sektor yang sangat penting dan strategis karena bukan hanya menjadi penyedia bahan pangan bagi 260 juta lebih penduduk Indonesia, tapi juga karena mampu menampung tenaga kerja yang besar dan memiliki kontribusi besar dalam peningkatan kesejahteraan rakyat dan menekan angka kemiskinan," kata Presiden Joko Widodo.

Karena itu, menurut dia, harus ada langkah-langkah terobosan agar kedua sektor ini tumbuh lebih besar lagi dan menjadi motor penggerak ekonomi nasional.
Baca juga: Mentan dorong pengusaha kembangkan produk berorientasi ekspor

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019