Yogyakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI Rulli Nuryanto menyatakan perguruan tinggi di Indonesia sekarang ini jangan hanya menyiapkan lulusan sebagai pencari kerja, namun bisa menghasilkan wirausahawan yang handal.

"Perguruan tinggi harus bisa menghasilkan wirausahawan yang handal. Jangan lagi menyiapkan para lulusan sebagai para pencari kerja, karena peran itu, perlahan mulai tergantikan oleh sekolah menengah kejuruan," katanya pada pidato Dies Natalis Instiper Yogyakarta ke-61 di Grha Instiper, Selasa.

Menurut dia, perguruan tinggi harus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru, sebagaimana ditegaskan Presiden Joko Widodo dalam pidato pelantikannya 20 Oktober 20 Oktober lalu. Selain itu perguruan tinggi harus mulai berinovasi bukan hanya sekedar mengajarkan pengetahuan.

Dia menjelaskan perguruan tinggi di Amerika dan Eropa hampir seluruhnya menyisipkan materi entrepreneurship pada setiap mata kuliahnya, demikian juga dengan negara-negara di Asia seperti Jepang, Singapura dan Malaysia yang menerapkan materi-materi entrepreneurship minimal di dua semester.

"Hal Itulah yang menjadikan negara-negara tetangga kita tersebut melakukan lompatan panjang dalam meningkatkan pembangunan negaranya. Dan saat ini beberapa perguruan tinggi di Indonesia, juga sudah mulai bergerak ke arah entrepreneurial university," katanya.

Baca juga: UISU dorong mahasiswa miliki jiwa kewirausahaan

Baca juga: Delegasi Inggris tertarik dengan sistem kewirausahaan pesantren Jabar

Baca juga: Menristek: Inovasi dan kewiraswastaan harus dilakukan bersama


Dia mencontohkan, Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak tahun 2014 telah mengikrarkan diri untuk menjadi entrepreneurial university yang dalam upayanya telah membentuk pusat kewirausahaan kampus, berupa Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahawan (LPIK) ITB dan telah menghasilkan 100 startup atau perusahaan rintisan.

Selain LPIK ITB, kata dia, ada juga Center Entrepreneurship Development (CED) UGM, Entrepreneurship Center (BEC) di Binus, BSI Entrepreneruship Center (BEC), UKM Center di FEUI, Center for Entrepreneurship, Change, and Third Sector (CECT) di Universitas Tri Sakti dan masih banyak lagi.

"Melalui pusat kewirausahaan kampus, penumbuhan kewirarusahaan dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti seminar, talkshow, short course, lokakarya, praktik usaha, kerjasama usaha, entrepreneurship expo, entrepreneurship challange dan lain-lain," katanya.

Dia mengatakan Kemenkop dan UKM juga terus berupaya mengembangkan kewirausahaan di kalangan masyarakat khususnya pemuda dan mahasiswa. Hal itu sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 - 2024 menargetkan rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,55 sampai 3,95 persen.

"Dan peran pendidikan, khususnya perguruan tinggi dalam membentuk wirausahawan dapat dimulai dengan menjadikan kewirausahaan sebagai salah satu muatan wajib dalam kurikulum yang diberikan, juga membentuk pusat kewirausahaan kampus," katanya.*

Baca juga: Pertamina Patra Niaga dorong munculnya wirausahawan baru

Baca juga: Mary Kay mengadvokasi pemberdayaan, kewirausahaan dan kesetaraan wanita global pada konferensi wanita terkemuka di seantero dunia

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019