Tanpa inovasi dan kreativitas, potensi yang ada tentu tidak bisa dikelola dengan optimal
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong lahirnya inovasi dan kreativitas sektor perkebunan, yang selama ini belum optimal dibandingkan potensi besar yang ada.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono mengatakan upaya melahirkan inovasi dan kreativitas tersebut dalam upaya meningkatkan kesejahteraan perkebunan rakyat di Indonesia.

"Tanpa inovasi dan kreativitas, potensi yang ada tentu tidak bisa dikelola dengan optimal," kata Kasdi, pada Peringatan Hari Perkebunan Ke-62 di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa.

Baca juga: Kementan fokus kembangkan tujuh komoditas perkebunan strategis

Ia menjelaskan, untuk melahirkan berbagai inovasi pada bidang perkebunan tersebut, ada paradigma baru yang menjadi filosofi pemerintah untuk memformulasikan kebijakan dan program yang tepat sasaran.

Dalam paradigma baru tersebut, subsektor perkebunan harus maju, mandiri, dan modern. Dengan 70 persen perkebunan di Indonesia merupakan perkebunan rakyat, maka perlu didorong untuk memiliki peranan lebih, seperti sektor swasta.

"Apa yang dilakukan oleh swasta, tentu bukan hal yang baru. Akan tetapi bagi perkebunan rakyat, hal tersebut menjadi bagian penting yang perlu kita dorong supaya memiliki peran yang lebih dari yang ada saat ini," ujar Kasdi.

Ia menambahkan, salah satu komitmen kebijakan dan program pemerintah untuk memberikan peranan lebih pada perkebunan rakyat tersebut, melalui upaya korporasi sektor perkebunan rakyat.

Korporasi perkebunan rakyat tersebut, perlu membuka ruang kerja sama yang melibatkan para mitra dan pemangku kepentingan lain. Kerja sama tersebut harus meliputi pihak swasta serta BUMN.

"Mitra itu bisa bervariasi, yang utama adalah pihak swasta, BUMN, serta mitra lain, yang ingin mendorong dan mengangkat percepatan peningkatan kesejahteraan dari para pekebun kita," tutup Kasdi.

Baca juga: Kementan targetkan ekspor komoditas perkebunan naik tiga kali lipat

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019