Rasio elektrifikasi kelistrikan di Indonesia saat ini mengalami capaian yang meningkat
Jakarta (ANTARA) - Anggota komisi VII DPR RI Fraksi PKS Saadiah Ulluputy minta agar Perusahaan Listrik Negara (PLN) tidak menaikkan tarif dasar listrik bagi pelanggan, khususnya masyarakat.

Ia juga mengatakan pihaknya sangat fokus memperjuangkan agar energi, khususnya kelistrikan di Indonesia bisa terkelola dengan baik.

"Kami selalu berupaya memperjuangkan agar kebutuhan dasar masyarakat khususnya terkait dengan listrik benar-benar bisa dirasakan dengan baik, disertai pengelolaan yang maksimal," ungkap Saadiah dalam Focus Group Discussion yang digelar oleh Fraksi PKS di Komplek Parlemen DPR/MPR RI, Selasa.

Baca juga: Anggota DPR ingin pemerintah verifikasi data pelanggan listrik

Saadiah mengatakan kondisi rasio elektrifikasi kelistrikan saat ini mengalami kenaikan secara signifikan, namun tidak diimbangi dengan ketahanan listrik.

"Rasio elektrifikasi kelistrikan di Indonesia saat ini mengalami capaian yang meningkat. Namun yang menjadi catatan rasio elektrifikasi di daerah 3 T yang hanya menyala 6 jam saja dalam sehari", ungkapnya.

Dari beberapa negara yang ada, lanjut Saadiah, tarif listrik di Indonesia tergolong mahal dibandingkan dengan sejumlah negara yang ada di dunia.

"Yang menjadi catatan saat ini, beberapa negara memiliki harga tarif listrik yang lebih murah apabila disandingkan dengan Indonesia," tambahnya.

Pada Januari 2020, menurut Saadiah tarif diperkirakan akan mengalami penyesuaian, apakah naik ataukah turun tergantung beberapa harga komoditas di dunia.

Kondisi perekonomian global justru mendukung pemerintah untuk menurunkan tarif listrik, dimana faktor-faktor pembentuk harga keekonomian listrik mengalami penurunan, seperti harga minyak bumi Indonesia (ICP), nilai tukar kurs rupiah dan tingkat inflasi.

Hal ini harus dihitung matang-matang oleh pemerintah dan dibuka secara terang benderang ke publik agar kita semua bisa mengetahui perlu tidaknya pemerintah menaikkkan tarif listrik pada saat ini.

"Salah satu yang bisa membuat tarif penyesuaian naik antara lain karena harga batu bara dunia, laju inflasi dan ICP yang cenderung naik," tutup Saadiah.

Baca juga: Subsidi dipangkas picu konsumsi melambat, kata pengamat
Baca juga: Ditjen Ketenagalistrikan: Belum ada rencana perubahan tarif listrik

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019