Chicago (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena para pedagang mengamati potensi kemajuan menuju kesepakatan perdagangan AS-China dan menunggu hasil pertemuan dua hari kebijakan moneter Federal Reserve yang berakhir Rabu.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari menambahkan 3,2 dolar AS atau 0,22 persen, menjadi ditutup pada 1.464,9 dolar AS per ounce.

Logam mulia juga didorong oleh greenback yang lebih lemah. Indeks dolar AS, yang mengukur dolar AS terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,18 persen menjadi 97,47 pada pukul 18.30 GMT.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Selain itu, emas juga mendapat dukungan dari pasar ekuitas Amerika Serikat yang sedikt lebih rendah karena investor menunggu keputusan penting dari Federal Reserve sambil mencerna sejumlah data ekonomi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 27,88 poin, diikuti oleh indeks S&P 500 turun 3,44 poin dan indeks Komposit Nasdaq turun 5,64 poin.

Ketika pasar ekuitas melemah, emas sebagai salah satu aset safe haven menjadi lebih menarik sehingga para investor mengalihkan investasi mereka dari aset-aset berisiko seperti saham. Adapun logam mulia lainnya, perak untuk penyerahan Maret naik 0,6 persen atau 0,36 persen, menjadi ditutup pada 16,702 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari melonjak 24,1 dolar AS atau 2,68 persen, menjadi berakhir di 922,6 dolar AS per ounce.

Emas berjangka turun tipis 0,2 dolar AS atau 0,01 persen menjadi 1.464,9 dolar AS per ounce pada penutupan perdagangan Senin (9/12/2019), karena investor beralih ke penjualan teknis setelah logam mulia mengalami kerugian besar di sesi sebelumnya.

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019