Ramen Ichiran No Pork Shinjuku
 
Ramen Ichiran, Shinjuku, Tokyo, Jepang. (ANTARA/Nanien Yuniar)


Salah satu restoran ternama di Jepang ini tidak punya sertifikasi halal, tapi mereka punya cabang restoran yang ramah muslim karena tak menyediakan babi dan alkohol.

Cabang "no pork" ini berlokasi di 7 Chome-10-18 Nishishinjuku Shinjuku-ku Tokyo-to.

Penanda utama adalah plang serba hijau dengan tulisan "No Pork Ramen". Perhatikan baik-baik papan nama restoran untuk memastikan Anda berada di tempat yang benar, sebab ada restoran Ichiran lain di dekat kawasan tersebut.

Ramen Ichiran sendiri sebenarnya terkenal karena memiliki kuah kaldu yang terbuat dari babi. Khusus untuk cabang "No Pork Ramen" di Shinjuku, kuahnya dibuat dari ayam dan bahan-bahan lain agar rasanya serupa dengan ramen tonkotsu (kuah babi).

Menu yang diinginkan bisa dipesan lewat mesin tiket di bagian depan restoran. Harga untuk ramen Ichiran "no pork" sedikit lebih mahal dibandingkan cabang lainnya. Menu standard di ramen Ichiran biasa bisa didapatkan dengan harga 980 yen, sementara harga ramen Ichiran "no pork" berada sedikit di atas 1000 yen.

Dibandingkan kedai Ramen Ichiran biasa yang antreannya mengular hingga harus menunggu belasan hingga puluhan menit pada jam-jam tertentu, kedai No Pork tergolong lebih sepi.

Sama seperti kedai lainnya, Ramen Ichiran bisa dinikmati pengunjung yang datang sendirian karena setiap kursi dihalangi sekat, serupa dengan bilik di kantor namun ukurannya lebih kecil.
 
Ramen Ichiran, Shinjuku, Tokyo, Jepang. (ANTARA/Nanien Yuniar)
Ramen Ichiran, Shinjuku, Tokyo, Jepang. (ANTARA/Nanien Yuniar)


Setelah mendapatkan tempat duduk, pengunjung akan diminta mengisi lembar pemesanan agar mi yang datang sesuai dengan selera.

Anda dapat memilih apakah ingin mendapat topping berupa rebusan daging sapi yang lembut dan gurih, tekstur mi yang diinginkan dan seberapa pekat kaldu, seberapa banyak bawang putih, daun bawang serta saus merah pedas yang ingin dimasukkan ke dalam mangkuk.

Tingkat kepedasan yang ditawarkan berkisar dari tanpa cabai, mild, medium, spicy level dua hingga sepuluh.

Lembar itu akan diambil oleh pelayan di balik tirai yang berhadapan dengan pengunjung. Tirai tersebut hanya dibuka ketika pramusaji mengambil lembar pesanan dan menyajikan mi. Sama sekali tidak ada kontak mata, sebab tirai itu menutupi wajah pramusaji dan tamu.

Di Jepang, makan sendirian bukan hal aneh. Itu sebabnya ada banyak restoran yang menyediakan tempat nyaman untuk tamu individu. Pengunjung bisa sepenuhnya berkonsentrasi pada ramen dengan konsep tempat makan seperti ini.
 
Ramen Ichiran, Shinjuku, Tokyo, Jepang. (ANTARA/Nanien Yuniar)


Mi disajikan dalam kotak makan segi empat, mirip dengan tempat bento. Saat tutupnya dibuka, asap langsung mengepul, memperlihatkan kuah kaldu dengan mi tipis, potongan daun bawang di satu sisi dan daging sapi di sisi lain. Saus pedas khas Ichiran diletakkan di bagian atas mi.

Kombinasi itu terdiri dari mi yang lezat, daging yang lembut serta kuah gurih namun pas di lidah yang dengan mudah bisa dihabiskan hingga ke tetes terakhir.

ANTARA memesan saus merah level medium, setingkat lebih tinggi dari level mild yang direkomendasikan, namun ternyata rasanya tak seberapa pedas.

Bila masih lapar, Anda bisa memesan menu tambahan yang daftarnya tersedia di setiap bilik. Tak perlu repot-repot membayar di mesin tiket, menu tambahan bisa dibeli dengan uang tunai.

Baca juga: Cara mudah berburu makanan halal di Korea

Baca juga: Pameran travel Korea 2019 usung wisata ramah muslim, ada apa saja?

Baca juga: Tokyo gelar peragaan busana muslim pertama

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019