Jakarta (ANTARA) - E-commerce fashion muslim Hijup bekerjasama dengan Tencel, merek serat alami, untuk membuat busana ramah lingkungan dalam koleksi Hijup Infreenity di Jakarta, Rabu.

Rangkaian koleksi produk dasar dari Hijup Infreenity ini merupakan bentuk pengurangan limbah industri tekstil dan pelestarian bumi. Bahan dasar yang dipakai untuk koleksi yang terdiri dari kaos, legging dan dalaman kerudung (inner) ini terdiri dari serat Tencel yang dibuat dari bahan dasar alami dan bisa terurai ke alam (biodegrable).

"Industri mode di Indonesia memiliki potensi besar untuk memimpin terwujudnya fashion berkelanjutan," ujar Marketing dan Branding Lenzing Asia Tenggara Mariam Tania dalam peluncuran Hijup Infreenity di Jakarta, Rabu.

Mariam menjelaskan Tencel adalah merek serat alami dari pohon tersertifikasi yang diolah menjadi kain yang dibuat oleh perusahaan Lenzing asal Austria. Tidak ada bahan kimia dalam proses pembuatan serat alami yang bisa terurai dalam waktu 10-12 pekan.
Kolaborasi Hijup dan Tencel dalam koleksi Hijup Infreenity di Jakarta, Rabu (11/12/3019). (ANTARA/ Nanien Yuniar)


CEO dan pendiri Hijup, Diajeng Lestari, menuturkan, industri fesyen merupakan salah industri yang menyumbang besar terhadap polusi di dunia. Untuk lebih menjaga bumi, ia memutuskan untuk membuat langkah kecil yang jadi bagian dari perubahan besar, salah satunya memilih pakaian dasar yang dikenakan dalam keseharian dari bahan ramah lingkungan.

"Oleh karena itu kami membuat koleksi basic yang dipakai sehari-hari," ujar Diajeng. "Koleksi ini terasa lebih istimewa karena kami harap bisa mulai membuat konsumen sadar pentingnya lingkungan, juga bagaimana pemilihan kain bisa mempengaruhi lingkungan, demi bumi yang lebih lestari."

Hijup Infreenity terdiri dari koleksi manset (baju dalaman) dress, manset leher bulat, manset kerah tinggi (halter neck), ciput atau dalaman kerudung hingga legging. Semuanya memiliki tiga varian warna, hitam, abu-abu dan coklat dengan empat ukuran; S, M, L dan XL.

Manset dress terdiri dari gaun panjang berpotongan sederhana yang bisa dipadupadankan dengan berbagai gaya, termasuk gaya bertumpuk. Sementara manset kerah bulat dan kerah tinggi bisa digunakan untuk dalaman atau pakaian dasar.

"Mansetnya bisa dipakai untuk olahraga juga karena menyerap keringat," imbuh Ajeng.

Ada juga pilihan ciput agar kerudung bisa lebih rapi dan mudah ditata. juga legging dari bahan stretch untuk melengkapi berbagai tampilan.

Ajeng mengungkapkan, ciput dengan kain yang terbuat dari bahan alami akan lebih sejuk nyaman dipakai dan tidak licin di kepala, membuat kerudung lebih rapi karena rambut tetap tersembunyi.
CEO dan pendiri Hijup Diajeng Lestari (kiri), Marketing dan Branding Lenzing Asia Tenggara Mariam Tania (tengah), Andini Miranda dari komunitas Zero Waste (kanan) dalam peluncuran koleksi Hijup Infreenity di Jakarta, Rabu (11/12). (ANTARA / Nanien Yuniar)


Komposisi bahan dari koleksi terbaru ini terdiri dari 92 persen serat Tencel serta delapan persen spandex. Serat Tencel dibuat dari bahan alami yang bisa didaur ulang. Bahan tersebut punya fitur thermal regulator di mana kain bisa menyesuaikan diri dengan suhu tubuh pemakai. Fitur ini membuat kain terasa nyaman, adem dan lembut di kulit.

Ke depannya, Ajeng berharap kolaborasi ini bisa berlanjut dalam koleksi-koleksi busana lain.

Sementara itu, Andini Miranda dari komunitas Zero Waste Indonesia mengatakan memilih busana yang ramah lingkungan merupakan salah satu cara berkontribusi pada bumi dengan menerapkan fesyen berkelanjutan.

"Fesyen berkelanjutan, fesyen dengan etika melindungi bumi, seperti bagaimana memilih pakaian dengan produk yang tidak mencederai bumi."

Baca juga: Kiat sukses kembangkan start up minim modal dari HijUp

Baca juga: Ini prediksi tren fesyen muslimah Indonesia tahun 2020

Baca juga: Busana muslimat gaya anak motor di Muffest 2019

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019