Makassar (ANTARA) - Deputi Direktur Wilayah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) Wilayah Sulawesi-Maluku (Sulama) Toto Suharto menargetkan peserta BP Jamsostek meningkat hingga 2,7 juta jiwa lebih atau 12 persen dari total penduduk di kawasan itu.

Pada pertemuan media yang dilaksanakan di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu, Toto menjelaskan bahwa saat ini pihaknya baru melindungi 10, 3 persen pekerja dari delapan provinsi wilayah kerja Sulama, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara.

"Kami masih banyak pekerjaan rumah (PR) dan merasa belum optimal memberikan jaminan kepada seluruh pekerja. Hal ini terjadi karena memang berdasarkan undang-undang, tugas kami semakin besar," ungkap Toto.

Kata dia, jika sebelumnya BP Jamsostek hanya dituntut oleh pemerintah untuk melindungi pekerja pada jasa konstruksi, saat ini BP Jamsostek harus melindungi seluruh pekerja apapun pekerjaannya. Termasuk para pekerja informal seperti nelayan, pedagang, petani, tukang ojek daring dan sebagainya.

"Dulunya kami hanya menerima pekerja konstruksi, saat ini seluruh pekerja termasuk informal yang jumlahnya hampir 70 persen dari semua pekerja harus bisa menjadi peserta dan kami lindungi," katanya.

Baca juga: Satunan JKK dan JKm BP Jamsostek naik tanpa kenaikan iuran

Berdasarkan data BP Jamsostek wilayah Sulama, perlindungan peserta hingga saat ini masih didominasi oleh pekerja Penerima Upah (PU) yang jumlahnya hampir 50 persen atau 1.297.120 jiwa.

Sementara pekerja Bukan Penerima Upah (BPU) hanya 1.75.881 jiwa dan pekerja pada Jasa Konstruksi (Jakon) 934.962 jiwa.

Karena itu, BP Jamsostek juga melibatkan berbagai pihak khususnya pemerintah kabupaten maupun provinsi untuk menjadi mitra meningkatkan kepesertaan di masing-masing daerah.

Selain itu, juga hadir agen Perisai (Penggerak jaminan sosial Indonesia) di berbagai daerah dalam rangka menyosialisasikan manfaat kepesertaan di BP Jamsostek.

Mereka menggaet komunitas di berbagai bidang untuk menjadi peserta, seperti komunitas pedagang pasar hingga komunitas nelayan.

"Kami juga libatkan perbankan yang bisa dijadikan media untuk melindungi petani, nelayan agar kita lakukan sinergi BUMN," katanya.

Baca juga: BP Jamsostek dorong pekerja Informal miliki jaminan sosial

Toto juga optimis hingga akhir Desember 2019 ini, pihaknya mampu menambah 70-90 ribu dari pekerja, yakni PU 34.000 dan PBU 50.000 dengan kerjasama pemerintah daerah.

"Kami juga berharap melalui sinergi media, mampu menyampaikan dan menyosialisasikan manfaat menjadi peserta BP Jamsostek," kata Toto.

Kegiatan yang digelar BP Jamsostek pada 9-11 Desember di Labuan Bajo (NTT) itu untuk meningkatkan silaturahim ke media yang selama ini telah mendukung BP Jamsostek dalam menjalankan tugasnya guna memastikan seluruh pekerja mendapat perlindungan apapun pekerjaan.

"Perjalanan ini menjadi bentuk apresiasi kami kepada media yang selama ini membantu dan mendukung kami, termasuk untuk memperkenalkan nama panggilan baru kita, yakni BP Jamsostek kepada khalayak," katanya.

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019