Kami masih melaksanakan pendalaman olah TKP, kami masih menunggu labfor (laboratorium forensik) Semarang, sama identifikasi dari Polda (DIY)
Sleman (ANTARA) - Kepolisian Resor Sleman melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kasus pelemparan molotov di rumah Ngadilah di Desa Pasekan Kidul, Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman yang terjadi pada Rabu (11/12) dini hari.

"Kami masih melaksanakan pendalaman olah TKP, kami masih menunggu labfor (laboratorium forensik) Semarang, sama identifikasi dari Polda (DIY)," kata Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rudy Prabowo di sela olah TKP, Rabu sore.

Selain itu, lanjut Rudy, polisi masih akan menggali keterangan saksi-saksi untuk melacak pelaku teror molotov itu. "Kami masih mencari keterangan saksi-saksi untuk mencari tahu siapa pelakunya," kata dia.

Baca juga: Warung makan dekat rumah dimolotov di Gamping dirusak orang

Berdasarkan hasil olah TKP, kerusakan terjadi pada sejumlah benda milik korban mulai dari kaca jendela rumah yang pecah, gorden dan kursi yang terbakar.

Menurut dia, tim kepolisian di lapangan juga menemukan botol pecah belah yang diduga bekas bahan molotov.

Berdasarkan keterangan Ngadilah, pada Rabu (11/12) pukul 03.00 WIB ada seseorang mengetuk pintu rumahnya. Tak lama, kemudian terdengar bunyi seperti kaca pecah.

Baca juga: Polisi lacak pelaku pelemparan bom molotov di Sleman

"Pemilik rumah melihat ternyata sudah posisi kacanya pecah. Ada seperti bekas botol diduga molotov. Untuk pelaku langsung meninggalkan tempat menggunakan kendaraan," ungkap Rudy.

Mengenai warung makan yang dirusak orang tak dikenal bersamaan dengan pelemparan molotov di rumah Ngadilah, Rudy mengatakan hingga kini polisi masih mendalami keterkaitannya.

"Untuk kesimpulannya kami perlu waktu. Nanti kami berikan update kelanjutannya," ujarnya.

Meski motif pelemparan itu masih didalami, Kapolsek Gamping Komisaris Sudaryo menyebutkan bahwa mengacu berita acara pemeriksaan (BAP) korban atau pemilik rumah merupakan warga biasa yang tidak sedang memiliki persoalan dengan siapa pun. "Yang pasti korban ini bukan siapa-siapa, hanya masyarakat biasa," ucap Sudaryo.

Baca juga: Rumah warga di Sleman dilempar bom molotov

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019