Pengembangan ekonomi lokal dilakukan melalui pola pembinaan klaster UMKM yang berorientasi ketahanan pangan dan meningkatkan perekonomian lokal
Kendari (ANTARA) - Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tenggara mengatakan pengembangan ekonomi lokal dilakukan melalui pola pembinaan klaster UMKM yang berorientasi ketahanan pangan dan meningkatkan perekonomian lokal.

"Beberapa klaster yang tengah dikembangkan Bank Indonesia, antara lain klaster bawang merah di Kolaka Utara, pertanian organik di Buton Utara, hortikultura di Konawe Selatan, rumput laut di Wakatobi, dan pengembangan tenun di Masalili Kabupaten Muna," kata Pimpinan BI Sultra, Suharman Tabrani, di Kendari, Kamis.

Untuk mendorong tumbuhnya pengusaha baru di Sulawesi Tenggara, katanya, BI perwakilan Sulawesi Tenggara juga menggagas program Wirausaha Bank Indonesia (WUBI). Selain itu, UMKM Sultra diberikan pelatihan UMKM Go Digital untuk mendorong usaha kecil dan menengah ini masuk dalam pasar e-commerce dan pasar digital dalam rangka memenangkan persaingan di Industri 4.0.

Baca juga: BI Mantapkan Program Pilot Project Klaster UMKM

Sebagai bagian dari upaya untuk mendorong ekonomi syariah dan kemandirian ekonomi pesantren, BI Sultra telah dilakukan rangkaian edukasi dan kampanye ekonomi syariah di Sulawesi Tenggara bersama Masyarakat Ekonomi Syariah, MUI, perbankan, dan pihak terkait lainnya.

Suharman menyebutkan, saat ini dua tantangan yang harus dihadapi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yakni
perekonomian global belum pulih sepenuhnya dan perekonomian Tiongkok diperkirakan masih akan mengalami perlambatan. Ini berdampak signifikan terhadap perekonomian Sultra mengingat Tiongkok merupakan mitra utama untuk perdagangan luar negeri di Sulawesi Tenggara.

Di sisi lain, perekonomian provinsi ini masih belum terdiversifikasinya dengan baik. Sektor pertambangan masih memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja ekspor dan perekonomian di Sulawesi Tenggara. Padahal, serapan tenaga kerja pada sektor tersebut sangat minim.

Dia menyebutkan kebijakan melarang ekspor bijih nikel kadar rendah dapat menjadi pedang bermata dua bagi perekonomian Sulawesi Tenggara jika tidak disikapi dengan cermat oleh seluruh pemangku kebijakan

Untuk 2020, BI Perwakilan Sulawesi Tenggara memperkirakan perekonomian Sulawesi Tenggara dapat tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 dan berada pada kisaran 6,3 persen hingga 6,7 persen (yoy).

"Kami juga yakin tingkat inflasi pada tahun 2020 akan berada dalam koridor sasaran inflasi nasional yakni 3,0 persen plus 1 persen," tuturnya.
Pimpinan BI Sultra Suharman Tabrani (kiri), Wakil Gubernur Lukman Abunawas (tengah) dan anggota DPD RI asalh Sultra, Amirul Tamim (kanan) saat memberi keterangan pers serangkaian pertemuan tahunan BI 2019 disalah satu hotel di Kendari. (foto Antara/Azis senong)

Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Arief Pujianto
Copyright © ANTARA 2019