Depok (ANTARA News) - Kepolisian Resor Depok mengungkap identitas mayat wanita yang ditemukan di pintu masuk utama Universitas Indonesia (UI). Mayat wanita tak dikenal tersebut adalah seorang mahasiswi semester I Universitas Gunadarma di Salemba, Jakarta Pusat, Jurusan Kebidanan, Irma Yuli (19). Identitas mayat wanita tersebut terungkap setelah pihak keluarga korban yaitu ayah korban Nur Syam dan Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM), Cikampek, Syamsul Bahri, dosen universitas Gunadarma dan ibu kos korban, mendatangi Polsek Beji, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa sore. Kapolsek Beji, AKP Ardin Hutagaol membenarkan mayat tersebut adalah Irma Yuli (19). Berdasarkan keterangan pihak keluarga korban dan foto-foto yang ditunjukkan keluarga korban, maka dapat dipastikan korban merupakan Irma Yuli (19). "Mayat wanita tersebut diduga merupakan korban perampokan dan pembunuhan," katanya. Untuk itu pihaknya akan mengurus jenazah tersebut yang masih berada di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk segera dibawa ke rumah duka di daerah Cikarang. "Jenazah Irma Yuli akan disiapkan untuk dibawa kerumah duka," katanya. Kapolsek menjelaskan barang berharga korban berupa tas ransel, telepon genggam, serta uang berjumlah sekitar Rp7 juta, tidak ditemukan. "Mungkin barang tersebut dirampok oleh pelaku," katanya. Menurut Kapolsek tim yang telah dibentuk yang menangani kasus tersebut akan terus menyelidiki kasus tersebut. "Tim kami akan mengantar jenazah hingga kerumah duka, dan akan menggali informasi dari pihak keluarga tentang latar belakang korban," katanya. "Kami akan terus memburu pelaku hingga tertangkap," katanya. Dikatakannya, mayat tersebut ditemukan dalam posisi telentang dan mengenakan celana dalam yang sobek. "Mungkin korban juga diperkosa," ujarnya. Menurut keterangan Syamsul Bahri bahwa korban Irma Yuli pergi dari rumahnya di Cikarang ke tempat kosnya di belakang kampus. Irma Yuli berangkat pada Minggu siang (12/10) dengan menggunakan kereta api dan turun di stasiun Kota Beos. Setelah sampai di stasiun Beos Irma lalu menggunakan kereta Jabotabek menuju stasiun Cikini. Dalam perjalanannya korban sempat memberi kabar kepada ibu kosnya bahwa sedang dalam perjalanan. Karena khawatir ibu kos menanyakan korban sedang berada di mana dan apakah bisa pulang dijawab bahwa ia tahu jalan dan sedang berada di stasiun Manggarai. "Setelah itu tidak ada kabar lagi dari korban," kata syamsul. Menurut Syamsul korban merupakan anak yang polos dan lugu dan belum lama tinggal di Jakarta.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008