Perikanan bisa membantu percepatan pertumbuhan perekonomian nasional menjadi 7 persen, sekarang ini pertumbuhan ekonomi baru 5 persen
Kuta, Badung (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR RI Ichsan Firdaus menyatakan, mengoptimalkan potensi sektor perikanan nasional dinilai dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi per tahun hingga mencapai 7 persen per tahun seperti yang diinginkan pemerintah.

"Perikanan bisa membantu percepatan pertumbuhan perekonomian nasional menjadi 7 persen, sekarang ini pertumbuhan ekonomi baru 5 persen," kata Ichsan Firdaus dalam acara Workshop Perikanan Berkelanjutan yang digelar Bappenas di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.

Menurut Ichsan, hal tersebut juga sesuai dengan pemikiran dari pakar perikanan yang juga merupakan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri.

Apalagi, ujar dia, selama beberapa tahun terakhir, pertumbuhan global juga terus mengalami stagnasi sehingga dicemaskan adanya potensi terjadinya krisis ekonomi berskala global.

"Lima tahun ke depan bisa saja kita dapat kembali ke 1998 di mana pernah terjadi krisis," katanya.

Politisi Partai Golkar itu berpendapat bahwa pada masa krisis 1998, beberapa komoditas sektor pertanian dan perkebunan seperti kelapa sawit dan karet yang sempat mendapatkan momentum bonus akibat krisis.

Namun, lanjutnya, sektor perikanan kala itu tidak mendapatkan momentum bonus sehingga harus dapat benar-benar disiapkan agar sektor perikanan ke depannya dapat mendapatkan momentum bonus tersebut.

Ia juga mengingatkan potensi sumber daya kelautan nasional diperkirakan bisa mencapai hingga sebesar 1,2 triliun dolar AS per tahun.

Bank Dunia memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 akan berada di angka 5,0 persen atau lebih rendah dibandingkan prediksi sebelumnya 5,1 persen.

“Tahun ini perkiraan kami akan ada pertumbuhan ekonomi 5,0 persen. Sedikit melambat dari tahun sebelumnya 5,2 persen,” kata Lead Economist Bank Dunia Perwakilan Indonesia Frederico Gil Sander di Jakarta, Rabu (11/12).

Frederico mengatakan penurunan proyeksi tersebut dilakukan karena kondisi ekonomi global yang belum membaik akibat adanya perang dagang sehingga perekonomian Indonesia juga mengalami kondisi yang berat.

Tidak hanya itu, ia menuturkan kondisi ekonomi global yang tidak pasti itu juga membuat pertumbuhan investasi dalam negeri melambat serta harga komoditas yang turut menurun secara signifikan.

Baca juga: Presiden: pangan dan infrastruktur prioritas tahun pertama

Baca juga: Pemerintah perlu buat peta jalan B30 sektor perikanan

Baca juga: KKP dorong pengusaha lindungi awak kapal perikanan

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019