Manila, (ANTARA News) - Para Menteri Keuangan Asia Timur sedang membahas suatu rencana yang diusulkan Filipina untuk pembentukan dana guna membantu negara tetangga yang menghadapi berbagai masalah likuiditas selama krisis finansial, demikian Presiden Filipina Gloria Arroyo mengatakan, Rabu. Pembicaraan mengambil tempat di sela pertemuan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) tahunan di Washington, katanya. Ia menambahkan bahwa pertemuan itu juga dihadiri oleh perwakilan dari IMF, Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB), seperti diwartakan Reuters. "Mereka mencapai suatu pengertian untuk mendirikan sebuah fasilitas yang siap untuk membantu negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang mempunyai berbagai problem likuiditas," kata Arroyo dalam pidatonya kepada para pejabat pemerintah lokal di Manila. Menurut Arroyo, di mana belum ada reaksi secepatnya dari para peserta pertemuan itu, yang mencakup 10 negara anggota ASEAN, China, Korea Selatan serta Jepang. Arroyo mengatakan fasilitas dapat juga digunakan untuk membeli apa yang disebut para bankir "toxic asset" dan rekapitalisasi institusi-institusi finansial yang mengalami masalah serta perusahaan-perusahaan swasta. Arroyo menyampaikan hal itu pada pertemuan "menyambut inisiatif kami bukan hanya penyediaan ases untuk pendanaan tetapi juga secara lebih penting mendorong kepercayaan di negara-negara ASEAN." Ia juga mengatakan bahwa Bank Dunia dan IMF akan menyusun mekanisme pelaksanaan secepat mungkin, konsultasi dengan para menteri ASEAN serta para gubernur bank sentral. "Secepatnya setelah itu, mereka akan mengadakan pertemuan lain guna membicarakan garis pedoman untuk fasilitas tersebut." Arroyo juga mengatakan bahwa Bank Dunia "diindikasikan" akan setuju dengan dana-dana untuk fasilitas "standby fund".(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008