Mengingat harga yang dibanderol untuk perangkat tersebut 1.980 dolar AS (sekitar Rp27,6 juta) dan keterlambatan untuk meluncurkan perangkat, yang disebabkan oleh beberapa masalah yang perlu ditangani Samsung, angka tersebut menunjukkan bahwa ada minat yang kuat pada desain layar yang dapat dilipat.
Dikutip dari laman Phone Arena, Jumat, berdasarkan komentar Sohn, penjualan Galaxy Fold telah menghasilkan pendapatan hampir 2 miliar dolar AS untuk perusahaan sejak September.
Galaxy Fold awalnya akan diluncurkan di sejumlah negara pada 26 April, namun setelah beberapa orang menemukan masalah dengan unit review mereka, Samsung menunda peluncuran tersebut.
Beberapa orang mengupas plastik pelindung yang menutupi layar internal, padahal sudah ada peringatan dari Samsung bahwa tindakan ini dapat merusak perangkat. Sejumlah orang juga mengeluh adanya lubang pada engsel.
CEO Samsung Electronics, DJ Koh mengakui bahwa Samsung mencoba untuk merilis perangkat yang belum siap diluncurkan. Pre-order yang telah dilakukan oleh beberapa operator AS, Best Buy, dan Samsung pun dibatalkan.
Samsung memperbaiki Galaxy Fold dengan menyelipkan film pelindung di bawah bezel sehingga tidak bisa dikupas, dan menutup kedua sisi engsel untuk mencegah debu atau kotoran masuk ke ponsel. Samsung juga menambahkan bilah logam di bawah layar internal 7,3 inci untuk kekuatan ekstra.
Galaxy Fold akhirnya dirilis di AS pada 27 September. Perangkat tersebut dilengkapi dengan layar Super AMOLED 4,6 inci di bagian luar dengan resolusi 720 x 1680. Saat perangkat dibuka, terdapat layar AMOLED 7,3 inci dengan resolusi 1536 x 2152.
Galaxy Fold ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 855 dengan RAM 12GB dan ROM 512GB, serta baterai 4.380 mAh. Pada bagian belakang terdapat tiga kamera dengan konfigurasi lensa utama 12MP primer, lensa telefoto 12MP dan lensa ultra-lebar 16MP.
Baca juga: Berburu produk dan diskon akhir tahun Samsung di Galaxy Land
Baca juga: Samsung layar lipat seharga kurang dari Rp14 juta hadir 2020
Baca juga: Samsung Galaxy S11e akan dibekali konektivitas 5G
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019
