Pada prinisipnya wayang merupakan budaya bangsa Indonesia yang sudah menjadi warisan budaya dan sarat makna dari ketauladanan, kepahlawanan, ketokohan, dan kebijaksanaan
Yogyakarta (ANTARA) - Kostum berbagai tokoh pewayangan dan pejuang akan memeriahkan Pawai Budaya Nitilaku Universitas Gadjah Mada (UGM) 2019 yang akan digelar pada Minggu (15/12) dengan rute mulai dari Pagelaran Keraton Yogyakarta hingga Kampus UGM Bulaksumur.

Pawai Nitilaku UGM 2019 sebagai puncak Dies Natalis ke-70 atau Lustrum XIV UGM mengusung tema "Menggugah Warisan-Bersama Kebangsaan dan Berbudaya".

"Pada prinisipnya wayang merupakan budaya bangsa Indonesia yang sudah menjadi warisan budaya dan sarat makna dari ketauladanan, kepahlawanan, ketokohan, dan kebijaksanaan," kata Rektor UGM Panut Mulyono saat jumpa pers di Gedung Pusat UGM, Yogyakarta, Jumat.

Wayang sebagai salah satu warisan budaya dunia asli Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO, menurut Panut, patut diangkat dalam Nitilaku tahun ini sesuai dengan jati diri UGM sebagai univeristas kebudayaan.

Kegiatan "Nitilaku" atau napak tilas dengan berjalan kaki dari Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju Kampus UGM Bulaksumur, menurut dia, memiliki tujuan utama untuk mengenang berdirinya kampus itu.

"Nitilaku semacam ini untuk mengingatkan kembali keberadaan UGM yang berawal dari Pagelaran Keraton Yogyakarta. Awal berdirinya UGM dengan mempersatukan beberapa perguruan tinggi swasta kuliahnya di Pagelaran," kata dia.

Selain kostum wayang, katanya, ribuan peserta yang akan meramaikan pawai budaya itu juga akan mengenakan busana pejuang, serta pakaian adat Nusantara.

"Nilai-nilai perjuangan mewarnai juga jiwa UGM. Pakaian-pakaian perjuangan zaman dulu kita kenakan kembali untuk mengingatkan bahwa negeri ini termasuk UGM didirikan oleh para pejuang yang gigih yang patut kita teladani," kata dia.

Pawai budaya ini, menurut dia, akan menjadi ajang pertemuan para alumni dari seluruh penjuru Tanah Air yang telah berkiprah dan berprofesi di berbagai bidang.

Keberagaman alumni UGM, lanjut dia, akan semakin terasa ketika mereka juga datang dengan mengenakan pakaian adat daerah masing-masing.

"Tapi dalam Nitilaku ini perbedaan itu tidak dibawa-bawa. Semua menjadi alumni UGM yang bersatu yang ingin berkontribusi untuk kemajuan bangsa," katanya.

Ketua Penyelenggara Nitilaku 2019 Hendrie Adji Kusworo menjelaskan Nitilaku tidak dimaksudkan untuk sekadar menjadi aktivitas bagi sivitas akademika UGM, melainkan menjadi acara kultural yang dihadirkan bagi masyarakat Yogyakarta yang telah menjadi bagian penting dari keberadaan UGM.

"Ini juga menjadi event kultural dan hiburan bagi masyarakat Yogyakarta yang bukan hanya ikut di dalam barisan pawai, tetapi juga terlibat dalam aktivitas di kiri dan kanan jalan," kata dia.

Pada tahun ini, Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) yang membentuk pokja khusus untuk penyelenggaraan Nitilaku 2019, mencoba menerjemahkan slogan "locally rooted, globally respected" atau mengakar kuat, menjulang tinggi.

Slogan itu, menurutnya, menjadi penting untuk menggambarkan perjalanan serta peran UGM di sepanjang 70 tahun usia berdirinya.

"Sampai usia 70 tahun, UGM sudah melanglang buana, namun pada waktu yang sama mempunyai nilai kultural dan otentisitas," kata Hendrie.

Selain pawai alegoris, kegiatan Nitilaku juga akan diisi dengan panggung hiburan rakyat di sepanjang boulevard UGM, panggung kesenian di area Balairung, serta festival kuliner nusantara oleh fakultas-fakultas yang ada di UGM.

Panggung kesenian yang menjadi salah satu hiburan utama akan diisi oleh Speed Painting, KBS Nitirupa yang melakukan pameran lukisan dimana ditujuhkan untuk lelang sebagai dana beasiswa, Tari Wira Pertiwi, The Dean Band, Elek Yo Band dan Didi Kempot.

Nitilaku kali ini, menurut Hendrie, rencananya akan diikuti oleh beberapa alumni yang kini menjabat sebagai menteri, di antaranya Pratikno (Mensesneg), Mahfud MD (Menkopolhukam), Basuki Hadimuljono (Menteri PUPR), Retno Marsudi (Menlu), Airlangga Hartarto (Menperin), serta Budi Karya Sumadi (Menhub), serta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang merupakan alumni sekaligus Ketum PP Kagama.

Baca juga: Ribuan alumni UGM mengikuti "Nitilaku"

Baca juga: Mawayang 2019 digelar Balai Budaya Minomartani dan Sekolah Vokasi UGM

Baca juga: Google gandeng UGM kembangkan mesin Text-to-Speech bahasa Jawa

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019