Ternate (ANTARA) - Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara, berupaya memperjuangkan Sultan Baabullah menjadi pahlawan nasional melalui Seminar Nasional Sultan Baabullah Pahlawan Nasional yang menghadirkan tokoh sejarahwan.

"Sudah ada penandatangan bersama sketsa Sultan Baabullah oleh para sejarahwan, Dewan Gelar Pahlawan Nasional, dan Tim dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI) dan dihadiri Akbar Tanjung, Abdul Gafur, dan tokoh-tokoh sejarahwan," kata Wali Kota Ternate, Burhan Abdurahman, di Ternate, Jumat.

Ia menyatakan, Pemerintah Kota Ternate selalu memberikan dukungan agar mereka dan tim penyusun naskah akademis bisa diusulakan Sultan Baabullah sebagai pahlawan Nasional, meskipun harus ada persyaratan untuk Sultan Baabullah menjadi pahlawan Nasional.

Dimana, dari persyaratan yang diminta Dewan Gelar Pahwan Nasional, tim penyusun harus melengkapi persyaratan tersebut, karena tim ini melibatkan Profesor fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, agar pengalaman dalam menyusun naskah bisa diselesaikan untuk diusulkan ke Dewan Gelar.

"Dengan kajian yang dilakukan bisa menjadi satu referensi dan catatan agar bisa dilengkapi persyaratan itu dan untuk melengkapi metode sejarah dikembalikan kepada tim, karena dari sejarah yang diperoleh, maka harus melakukan penelitian terkait dengan peninggalan-peninggalan seperti buku kuno maupun peninggalan lainnya," ujarnya.

Sehingga, bisa dibuktikan kepastian dalam sejarah bahwa dua daerah itu berada di Maluku pada abad ke 16 saat menanamkan pengaruh demi memperebutkan rempah-rempah yang sangat laku di Eropa, sampai memasuki kejayaan Sultan Baabullah berasama 74 daerah mengusir bangsa Portugis di Ternate.

Sebab, masuknya portugis dapat mengganggu kesultanan Ternate, sehingga para sejarawan mengatakan bahwa Sultan Baabullah layak menjadi pahlawan nasional, sehingga dilakukan pendatanganan bersama foto sketsa Sultan Baabullah sebagai persyaratan sebelum Dewan Gelar melakukan persidangan untuk menentukan Sultan Baabullah adalah pahlawan nasional.
 

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019