Berbicara soal perolehan medali emas pun masih didominasi oleh atlet senior meski pada kenyataanya sebanyak 60 persen kontingen diisi oleh atlet junior.

Pada cabang renang, satu-satunya medali emas diraih oleh perenang senior I Gede Siman Sudartawa pada nomor 50 m gaya punggung. Sementara beberapa perenang junior seperti Azzahra Permatahani dan Farrel Armandio Tangkas bisa dibilang sudah tampil gemilang karena mampu menyumbangkan medali perak.
 
Perenang Indonesia I Gede Siman Sudartawa memacu kecepatannya pada Final Renang Gaya Punggung 100 meter Putra SEA Games ke-30 di New Clark City Aquatic Center, Filipina, Rabu (4/12/2019). Sudartawa berhasil finis di urutan ketiga dengan catatan waktu 55,68 detik sehingga meraih medali perunggu. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/wsj.

Baca juga: Siman pecahkan rekor dan bungkus emas renang pertama bagi Indonesia

Begitu juga dengan cabang atletik. Lima medali emas itu digondol oleh para atlet senior yang sudah berpengalaman di berbagai kejuaraan internasional. Mereka adalah Agus Prayogo (marathon), Hendro Yap (jalan cepat 20 km), Sapwaturrahman (lompat jauh), Maria Natalia Londa (lompat jauh), dan Emilia Nova (lari gawang). Sementara para atlet junior, masih belum mampu bicara banyak di kejuaraan level Asia Tenggara itu.

Baca juga: Target tercapai, timnas atletik tinggalkan Filipina dengan catatan

Sementara cabang angkat besi, beberapa atlet junior tampaknya mulai memberikan harapan baru. Sebut saja Windy Cantika Aisyah yang sukses meraih emas di kelas 49 kg putri serta Rahmat Erwin Abdullah yang menyumbangkan satu keping lainnya di kelas 73 kg putra.

Baca juga: Rahmat Erwin, lifter muda pengunci prestasi angkat besi SEA Games 2019
 
Lifter Rahmat Erwin Abdullah beraksi usai meraih emas SEA Games 2019 di Kompleks Olahraga Rizal Memorial, Manila, Filipina, Rabu (4/12) (ANTARA / A Malik Ibrahim)


Apa yang salah?

Melihat kondisi tersebut, pengamat olahraga nasional Budiarto Shambazy menilai bahwa ada yang salah dalam pembinaan atlet dan sistem keolahragaan di Indonesia.

Alasan tersebut semakin masuk akal karena jika menengok ke belakang, Indonesia yang baru mengikuti ajang SEA Games 1977, mampu langsung menyabet gelar juara umum. Bahkan prestasi tersebut terulang pada SEA Games 1979, 1981, 1983, 1987, 1989, 1991, 1993, 1997, dan 2001.

Namun dominasi Indonesia terhenti pada SEA Games 1999, 2001, dan 2003 yang kala itu tim Merah Putih harus puas finish di urutan ketiga. Prestasi tersebut seketika merosot hingga ke posisi kelima pada SEA Games 2005, yang merupakan catatan terburuk di sepanjang pesta olahraga Asia Tenggara itu.

Selanjutnya catatan buruk ...

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019