Setiap tahun rata-rata terjadi lebih dari 100 kasus kecelakaan di mana penderes terjatuh dari pohon kelapa.
Jakarta (ANTARA) -
Penderes gula kelapa di Purwokerto, Jawa Tengah, mulai dibekali sabuk keselamatan sebagai upaya  menekan tingginya angka kecelakaan akibat jatuh dari pohon kelapa yang tinggi.

“Setiap tahun rata-rata terjadi lebih dari 100 kasus kecelakaan di mana penderes terjatuh dari pohon kelapa. Sebagian mengalami cacat permanen dan lainnya meninggal dunia,” kata Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia (Forkom KBI) Irsyad Muchtar di Jakarta, Minggu.

Oleh karena itulah pihaknya menginisiasi donasi dari para anggota koperasi besar di Tanah Air untuk menyerahkan dana sebesar Rp100 juta yang diharapkan dapat membantu pengadaan sabuk keselamatan untuk para penderes kelapa di Purwokerto sebagai salah satu sentra gula kelapa.

Bantuan tersebut diterima langsung oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Banyumas Erna Husein.
Selanjutnya dana tersebut akan dibelikan “safety belt” untuk perangkat kerja penderes gula kelapa.

Baca juga: Pemerintah diminta libatkan koperasi dalam literasi keuangan inklusif

Irsyad Muchtar mengatakan bantuan safety belt kepada penderes gula kelapa bermula dari pertemuannya dengan Bupati Achmad Husein pada Oktober 2019 di Purwokerto.

Pada kesempatan itu Bupati menyampaikan permasalahan dihadapi terkait tingginya angka kecelakaan penderes gula kelapa.

Dikatakan, Banyumas merupakan sentra gula kelapa atau coconut sugar terbesar di Indonesia. Sayangnya potensi besar tersebut masih terkendala oleh banyak hal, antara lain kualitas SDM penderes yang masih rendah, manajemen dan permodalan terbatas, serta yang memprihatinkan tingginya kecelakaan penderes yang terjatuh dari pohon kelapa.

Dalam tiga tahun terakhir sejak 2017 sudah terjadi 323 kasus kecelakaan, sebanyak 236 penderes mengalami cacat dan 87 orang meninggal dunia.

“Kami tergugah dengan kasus yang kurang mendapat perhatian di tingkat nasional ini, padahal gula kelapa merupakan komoditas unggulan Banyumas bahkan sudah berorientasi ekspor,” ujar Irsyad.

Ia menambahkan pihaknya telah menggugah para anggota Forkom KBI untuk bersama memberikan bantuan.

“Alhamdulillah beberapa anggota antara lain KSPPS Pracico, KSP Makmur Mandiri, KSP Sejahtera Bersama, Kopkar Awak Pesawat Garuda, Kopkar Garuda Maintenance Facility, Kopkar Tankers, dan KSP Nasari berkenan mengalokasikan dana sosialnya untuk penderes gula kelapa Banyumas,” katanya.

Baca juga: INI Mataram keluhkan lambannya pengurusan badan hukum koperasi

Ia mengakui jumlah bantuan memang belum sebanding dengan tingginya kebutuhan alat keselamatan penderes gula kelapa yang berjumlah puluhan ribu orang itu.

Namun Irsyad berharap, bantuan Forkom KBI dapat mendorong para pelaku usaha lainnya untuk peduli pada penderes gula kelapa Kabupaten Banyumas.

Bupati Banyumas Achmad Husein mengungkapkan rasa terima kasih atas bantuan diberikan Forkom KBI sekaligus kepedulian yang disampaikan.

“Dana ini sangat berarti bagi kami karena dapat membantu sebagian para penderes dari risiko celaka, cacat maupun meninggal dunia," ujarnya.

Jika dilihat dari jumlah penderes sebanyak 20.580 tersebar di 20 kecamatan, kata Achmad Husein, sedikitnya dibutuhkan dana miliaran rupiah untuk pengadaan “safety belt”.

“Kami harapkan donasi dari Forkom KBI menjadi pemicu bagi lembaga lainnya untuk membantu kelangsungan usaha gula kelapa di Kabupaten Banyumas," katanya.

Hadir pada kesempatan pemberian bantuan Bupati Banyumas Achmad Husein beserta pejabat setempat serta undangan dari anggota Forkom KBI, antara lain Ketua KSP Makmur Mandiri Tumbur Naibaho, Direktur KSP Sejahtera Bersama, Setiabudi, General Manager Operasional KSPPS Pracico Muhammad Rizal, dan Kepala Cabang Purwokerto KSP Nasari, Nugroho dan

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019