Minyak Brent naik tipis 12 sen atau 0,2 persen, menjadi menetap pada 65,34 dolar AS per barel
New York (ANTARA) - Harga minyak naik pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) di tengah harapan permintaan energi akan mendapat manfaat dari kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang diumumkan minggu lalu, tetapi harga masih di bawah tertinggi tiga bulan sesi sebelumnya.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari, naik tipis 12 sen atau 0,2 persen, menjadi menetap pada 65,34 dolar AS per barel, setelah mencapai tertinggi sesi sejak 17 September di 65,79 dolar AS.

Sementara itu, dikutip dari Reuters, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, ditutup naik 14 sen atau 0,2 persen, menjadi 60,21 dolar AS per barel.

Baca juga: Harapan dagang, pemilu Inggris, angkat minyak ke tertinggi 3 bulan

Pada Jumat (13/12/2019), Washington dan Beijing mengumumkan perjanjian "fase satu". Pejabat AS mengatakan beberapa tarif akan dikurangi dengan imbalan lompatan besar pembelian produk pertanian dan barang-barang Amerika lainnya oleh China.

Kemajuan perdagangan dapat meningkatkan permintaan minyak, tetapi pasar masih menimbang manfaat dari kesepakatan itu, kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago.

"Pasar berhenti sejenak untuk mencerna kesepakatan perdagangan AS-China," kata Flynn. "Kami mencoba untuk berkonsolidasi untuk melihat apakah kami dapat bertahan di atas 60 dolar AS, sebelum kami mendapatkan lebih tinggi."

Perjanjian tersebut menghindari 160 miliar dolar AS tambahan tarif AS untuk barang-barang China yang akan dimulai pada 15 Desember.

"Apa yang dibutuhkan pasar saat ini ... adalah kejelasan tentang apa yang dibutuhkan oleh kesepakatan tersebut," kata analis dari ING Economics. "Semakin lama kita harus menunggu detail ini, semakin besar kemungkinan pelaku pasar akan mulai mempertanyakan seberapa bagus sebenarnya kesepakatan itu."

Pada Minggu (15/12/2019), Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan kesepakatan itu akan hampir dua kali lipat ekspor AS ke China selama dua tahun dan "benar-benar selesai" meskipun perlu terjemahan dan revisi teks. Komisi tarif bea cukai Dewan Negara China mengatakan telah menangguhkan tarif tambahan untuk beberapa barang AS.

Harga minyak mendapat dukungan pada Senin (16/12/2019) dari data China yang menunjukkan produksi industri dan pertumbuhan penjualan ritel meningkat lebih dari yang diperkirakan pada November.

Tetapi pertumbuhan di China diperkirakan akan melambat lebih lanjut tahun depan, dengan kemungkinan target pertumbuhan pemerintah sekitar 6,0 persen pada 2020, turun dari 6,0 persen - 6,5 persen tahun ini.

Brent telah reli tahun ini, didukung oleh pembatasan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang bulan ini sepakat untuk menurunkan pasokan dengan tambahan 500.000 barel per hari pada 1 Januari.

Keputusan itu, menurut ahli strategi komoditas Saxo Bank, Ole Hansen, "membantu memicu kenaikan 25 persen dalam gabungan minyak mentah menjadi 602.000 lot, tertinggi sejak Mei dan akumulasi satu minggu terbesar sejak Desember 2016".

Baca juga: Tunggu rincian perdagangan AS-China, pasar uang stabil
Baca juga: Harga emas turun, ekuitas lanjutkan reli ditopang optimisme dagang

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019