Jakarta (ANTARA) - Penampilannya serupa bakwan berukuran besar dengan bentuk pipih bulat, hidangan okonomiyaki adalah salah satu kuliner yang lekat dengan kota Osaka di Jepang.

Okonomiyaki berisi irisan kembang kol dan adonan tepung serta air dengan isian sesuai selera, bisa makanan laut atau daging sapi, kemudian digoreng di atas penggorengan datar (teppan). Saus manis okonomiyaki, mayones, taburan nori dan katsuobushi alias serutan ikan bonito menjadi pelengkap cita rasa.

"Okonomiyaki adalah makanan Jepang, menu tradisional yang sudah ada sejak 400 tahun lalu dan berawal dari Osaka," jelas Lowrenz Tanuwidjaja, COO restoran Chibo di mal Gandaria City, Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan, "okonomi" artinya "suka-suka", sementara "yaki" artinya "panggang". Oleh karena itu, lapisan atas okonomiyaki memang bisa disesuaikan dengan selera.

Restoran asal Sennichimai, Osaka, Jepang yang berdiri sejak 1973 ini membuka cabang di Jakarta pada awal 2019 dengan tujuan mempopulerkan okonomiyaki di Indonesia. Di restoran ini, okonomiyaki menjadi menu utama yang mengenyangkan, bukan sekadar camilan.

"BIasanya okonomiyaki menggunakan daging pork, tapi di Indonesia kami menerapkan no pork no lard," kata dia.

Meski identik dengan makanan khas Osaka, okonomiyaki sebenarnya bisa ditemukan di berbagai tempat di Jepang. Ada dua jenis okonomiyaki, tergantung dari bahan dan gaya memasak, yakni gaya Osaka dan gaya Hiroshima.
Cheese Yaki di restoran Chibo, mal Gandaria City, Jakarta, Selasa (17/12/2019). (ANTARA/Nanien Yuniar)


Adonan okonomiyaki dalam gaya Osaka dicampur sebelum dipanggang, sementara okonomiyaki gaya HIroshima biasanya ditambah dengan mie yakisoba yang teksturnya mirip mie Aceh, sementara adonannya tidak dicampur, melainkan diletakkan berlapis-lapis di atas panggangan. Paling bawah, adonan tepung okonomiyaki, kemudian irisan kol serta mie dan topping lainnya.

"Okonomiyaki gaya Hiroshima ada yakisoba, jadi komplet, ada topping dan karbohidrat," ujar dia.

Selama hampir setahun berdiri di Indonesia, Lowrenz menuturkan konsumen di Jakarta kebanyakan menyukai okonomiyaki khas Chibo yang isinya komplet, ada daging ayam, seafood juga sapi. Mereka juga menyukai omusuba, yakni yakisoba dibalut omelet yang lembut saat digigit.

"Karena orang Indonesia suka nasi dan pedas, kami juga membuat menu khusus yang pedas," tambah dia.
Teppan Tenderloin di restoran Chibo, mal Gandaria City, Jakarta, Selasa (17/12/2019). (ANTARA/Nanien Yuniar)


Chibo punya menu khusus Indonesia Okonomiyaki yang terdiri dari Soboro Chicken, udang, cabe rawit dan nasi putih. Selain okonomiyaki gaya Osaka, Hiroshima dan Indonesia, pencinta kuliner Jepang bisa melahap okonomiyaki gaya "kekinian" dengan tambahan keju mozarella yang meleleh saat dipanggang dalam Cheese Yaki.
Gyoza di restoran Chibo, mal Gandaria City, Jakarta, Selasa (17/12/2019). (ANTARA/Nanien Yuniar)

Restoran ini juga menyediakan gyoza dengan gaya yang jauh berbeda dari biasanya. Gyoza yang biasanya berbentuk dumpling justru dibuat dalam bentuk kotak di mana isiannya terpusat di tengah. Bagian pinggirnya tipis seperti kulit pangsit goreng, sementara bagian dalamnya diisi daging yang gurih.

Setelah fokus pada satu tempat di Jakarta sepanjang 2019, tahun depan Chibo rencananya akan membuka dua cabang baru di ibu kota.

Baca juga: Duet sukiyaki-donburi di restoran Jepang Isshin

Baca juga: Hidangan khas Jepang murah meriah Tokyo Belly

Baca juga: Azuki, ciri khas makanan penutup Negeri Sakura

Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019