Sangat mungkin pertumbuhan ekonomi NTT bisa mencapai 6 persen di tahun depan
Kupang (ANTARA) - Bank Indonesia perwakilan Nusa Tenggara Timur memprediksi pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT pada tahun 2020 tumbuh pada rentang 5,45 persen sampai 5,85 persen year on year (yoy) dengan inflasi yang terjaga rendah di kisaran 3,0+1 persen.

"Kami prediksi pada tahun 2020 nanti pertumbuhan ekonomi NTT akan berada pada rentang 5,45 persen sampai dengan 5,85 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTT I Nyoman Ariawan Atmaja di Kupang, Selasa, di depan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi serta sejumlah Forkompimda dan pimpinan bank di NTT pada pertemuan tahunan Bank Indonesia 2019 dengan tema "Sinergi, Transformasi, Inovasi menuju Indonesia maju di kantor BI perwakilan NTT.

Nyoman Ariawan Atmaja mengatakan dalam rangka menjaga kestabilan dan mendorong momentum pertumbuhan program-program yang telah dilaksanakan pada tahun 2019, ada beberapa hal yang akan diperkuat BI NTT pada tahun 2020.

Beberapa hal yang dilakukan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi di NTT adalah memperluas pengembangan klaster UMKM dalam rangka pengendalian inflasi serta meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi komoditas-komoditas unggulan.

Baca juga: BI sebut pertumbuhan ekonomi NTT selama 2019 stabil

Sejumlah klaster yang sudah dikembangkan oleh BI NTT misalnya klaster sapi binaan BI yang sudah mampu mengakses pasar antardaerah, kemudian klaster kopi di Kabupaten Ngada, bahkan klaster tersebut mendapatkan juara 1 tingkat nasional.

Selain itu juga guna mendukung pengembangan pariwisata sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan atraksi, akses, amenitas people dan promosi dengan tujuan meningkatkan waktu kunjungan dan pengeluaran turis per kunjungan.

"Saat ini untuk sektor pariwisata kami telah mengembangkan tiga desa wisata, yakni kampung wisata Melo, kampung adat Todo dan desa Nita di kabupaten Sikka," ujar dia.

Baca juga: BI NTT perkenalkan sistem pembayaran digital QRIS

Tak hanya itu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi NTT di tahun 2020, BI juga akan terus memperkuat sinergi bersama OJK, OPD dan stakeholder terkait untuk menjaga stabilitas transformasi ekonomi dan mendukung integrasi ekonomi keuangan digital.

Di samping itu juga Bank Indonesia wilayah NTT akan terus memperluas sistem pembayaran nontunai melalui elektronifikasi dan implementasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) .

QRIS sendiri merupakan standar QR Code untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik, atau mobile banking.

Baca juga: BI NTT dorong UMKM bertransaksi secara daring

Kemudian yang terakhir adalah memastikan uang rupiah beredar dan digunakan di seluruh wilayah NTT, terutama di wilayah 3T (Terluar, Terdepan dan Terpencil) melalui pemenuhan rupiah dalam nominal yang cukup, jenis pecahan sesuai, tepat waktu dan layak edar.

Sementara itu terkait harapan pemerintah provinsi NTT agar pertumbuhan ekonomi pada 2020 mencapai 6 persen, Nyoman menanggapi bahwa angka tersebut tak terlalu jauh dengan proyeksi dari Bank Indonesia.

"Sangat mungkin pertumbuhan ekonomi NTT bisa mencapai 6 persen di tahun depan, namun hal yang harus dilakukan adalah mengoptimalisasikan APBD NTT, selain itu juga bagaimana menarik investor sehingga berinvestasi secara produktif," tambah dia.

Baca juga: BI perkirakan pertumbuhan ekonomi NTT 2019 capai 5-5,4 persen

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019