Menjadi reseller memang menguntungkan, namun alangkah baiknya apabila yang dijual itu adalah barang-barang produksi asli Indonesia
Solo (ANTARA) - Penyaluran pupuk yang dilakukan oleh Petrokimia Gresik di Kota Surakarta sudah melebihi target, yaitu sebanyak 36 ton dari alokasi 35 ton atau setara dengan 103 persen.

"Sedangkan untuk stok yang tersedia tiga kali lebih banyak, yaitu sebesar 4.241 ton. Ini termasuk stok untuk Kabupaten Sukoharjo. Angka ini lebih tinggi dibandingkan ketentuan minimum sebesar 1.279 ton," kata Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia, dan Umum (DKSDMU) Petrokimia Gresik Dwi Ary Purnomo di Solo, Selasa.

Ia mengatakan untuk pendistribusian pupuk tersebut, Petrokimia Gresik dan produsen pupuk lain yang berada di bawah holding Pupuk Indonesia berpedoman pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 15/2013 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian.

Ia mengatakan salah satu peraturan tersebut berisi tentang petani yang berhak atas pupuk bersubsidi adalah petani yang menggarap lahan tidak lebih dari 2 hektar.


Baca juga: Pupuk Indonesia siap cukupi kebutuhan petani
Baca juga: Petrokimia sosialisasi stok pupuk bersubsidi 2019-2020



"Selain itu, petani tersebut harus tergabung dalam kelompok tani dan menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Kami juga memastikan dalam penyalurannya, Petrokimia Gresik berpegang teguh pada prinsip 6 tepat, yaitu tepat tempat, tempat harga, tepat jumlah, tepat mutu, tepat jenis, dan tepat waktu," katanya.

Secara nasional, dikatakannya, Petrokimia Gresik menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 887.603 ton untuk menghadapi musim tanam Oktober 2019-Maret 2020. Ia mengatakan stok tersebut lebih banyak dari ketentuan stok minimum pemerintah, yaitu sebesar 330.711 ton.

"Untuk rinciannya, yaitu pupuk Urea 70.411 ton, ZA 131.063 ton, SP-36 199.470 ton, NPK Phonska 459.000 ton, dan organik Petroganik 27.659 ton," katanya.

Sedangkan khusus tahun ini, dikatakannya, alokasi pupuk bersubsidi 2019 yang harus disalurkan oleh holding Pupuk Indonesia adalah 8,87 juta ton. Dari angka itu, Petrokimia Gresik memperoleh alokasi atau kewajiban pernyaluran sebesar 5,24 juta ton.

"Hingga hari ini Petrokimia Gresik telah menyalurkan 4,72 juta ton atau 90 persen dari alokasi 5,24 juta ton tersebut," katanya.

Baca juga: Kuota pupuk bersubsidi di Boyolali 2019 bertambah

Ia mengatakan pada penyalurannya, Petrokimia Gresik didukung oleh fasilitas distribusi berupa 300 gudang penyangga yang memiliki kapasitas total 1,4 juta ton, sekitar 650 distributor, dan sekitar 28.000 kios resmi.

Sementara itu, terkait tata cara pemupukan pihaknya mengimbau para petani untuk mengikuti rekomendasi pemupukan berimbang dengan perbandingan 5:3:2, yaitu untuk satu hektar sawah cukup diberikan 500 kg pupuk organik Petroganik, 300 kg pupuk NPK Phonska atau Phonska Plus, dan 200 kg pupuk Urea.

Menurut dia, pemupukan berimbang adalah solusi atas pemakaian pupuk yang cenderung berlebih oleh petani. Dengan demikian, dikatakannya, alokasi pupuk bersubsidi yang terbatas dapat lebih efektif dan efisien dengan hasil atau produktivitas tetap maksimal.

"Kami merekomendasikan penerapan pemupukan berimbang karena sudah teruji mampu meningkatkan hasil panen 1-2 ton/hektar," katanya.

Baca juga: DPR panggil Kementan-Pupuk Indonesia bahas distribusi pupuk subsidi

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019