Jakarta (ANTARA) - Tiga belas tahun sudah berlalu sejak Rayi Putra Rahardjo, Astono Handoko (Asta) dan Anindyo Baskoro (Nino) menamakan diri mereka sebagai grup musik RAN.

Diawali dari pertemuan mereka yang sama-sama sekolah di SMA Al-Izhar, Nino adalah junior Rayi dan Asta, ketiganya mengikuti lomba Indonesia Song Festival dengan lagu "Pandangan Pertama". Lagu yang masuk dalam debut album RAN itu membuat trio tersebut mendapatkan peringkat kedua se-Jakarta.

Ada banyak cerita lucu dan menarik seputar awal mula sepak terjang RAN, termasuk foto sampul album yang memperlihatkan ketiga musisi itu sedang bersiap lari di Stadion Madya, Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta.

"Pas mau pemotretan album pertama, karena namanya RAN seru juga ya kalau fotonya sambil lari. Kita foto tanpa izin di sini, ngumpet-ngumpet," kenang Nino di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Rabu.

Sebenarnya RAN sudah mengurus perizinan untuk melakukan pemotretan di stadion tersebut, sayangnya mereka hanya boleh memakai bagian belakang di mana jalur untuk pelari tak sebagus di dalam stadion.

Sesuai izin yang dikeluarkan, RAN tetap berfoto-foto di tempat yang diizinkan. Tapi ketika petugas pengamanan sedang lengah, mereka diam-diam masuk ke dalam stadion dan memotret foto yang akhirnya jadi sampul album debut "For Your Life".

Di album itu, semuanya tampil dengan busana berwarna mencolok. Nino memakai kaos hijau, Asta dengan baju kuning dan Rayi dengan busana merah.

Konsep warna-warni ceria itu sengaja dipilih untuk menyamai lagu mereka yang berbeda dengan tren saat itu.Industri musik yang kala itu didominasi musik-musik khas Melayu dan RAN seakan menjadi antitesis dari lagu-lagu sendu.

Rayi mengaku sempat kurang nyaman karena terbiasa memakai warna-warna dasar. Namun, orang yang butuh waktu adaptasi paling lama justru Asta yang sama sekali tidak memikirkan soal fesyen.

"Gue enggak pernah beli baju, semua dibeliin nyokap," ujar Asta yang mengaku terlalu fokus pada musik hingga tak memikirkan hal lainnya.

Alasan itu pula yang membuat Asta sempat manggung sambil mengenakan sandal jepit, kejadian yang membuat teman-temannya terkikik saat mengemuka di ingatan. Cerita soal alas kaki juga dialami oleh Nino yang mengaku memakai sepatu Nike "KW" alias abal-abal untuk syuting video klip "Pandangan Pertama".

No pressure, only pleasure

Album debut "For Your Life" dibuat tanpa beban atau ekspektasi. Mereka berkreasi dengan kebebasan seluas-luasnya. Semuanya dilakukan atas dasar cinta pada musik tanpa memikirkan soal uang.

"Ini album yang sangat jujur, soal waktu juga bebas karena kita belum manggung," ujar Asta.

Mereka masih ingat honor pertama yang didapat ketika manggung di acara Komunikasi Universitas Indonesia. "Sejuta dibagi sebelas karena yang manggung ada sebelas orang," kata Nino, menambahkan kala itu mereka tak pernah memikirkan soal besaran uang.

Mereka mengakalinya dengan penghematan di sana-sini, termasuk Rayi dan Nino yang patungan naik taksi karena rumah mereka searah.

Perjuangan menyeimbangkan musik dengan kuliah berbuah manis. Album debut mereka disambut positif. Jadwal manggung dan promosi mulai memadati hari-hari RAN. "Perjuangan lumayan berat, tapi kami sangat bersyukur," ujar Asta.

Ran, Asta dan Nino ingin mengenang lagi masa-masa itu bersama penggemar dalam konser intim "RAN Menyanyikan Album RAN For Your Life" pada 27 Desember 2019.
Mereka akan menyanyikan lagu dari album debut yang jarang dibawakan, di antaranya "Nothing Lasts Forever", Auramu", "Let Me Be", "D'Inspiration", "Warnai Malam Ini", "Lagu Untuk Riri", "Warna Warni Dunia" juga lagu hits lain seperti "Pandangan Pertama", "Selamat Pagi", dan "Hanya Untukmu".

"Sekarang kami sedang latihan karena ada banyak yang sudah bertahun-tahun tidak dibawakan, bahkan belum pernah dibawakan," jelas Nino.
 

Baca juga: RAN rayakan 13 tahun dengan pertunjukan nostalgia, khusus album debut

Baca juga: RAN luncurkan "Saling Merindu" sekaligus kedai kopi ketiga

Baca juga: "Ain't Gonna Give Up" jadi pembuka proyek baru RAN tahun ini

 

Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019