Perang dagang AS-China yang berdampak pada penurunan harga komoditas masih menjadi faktor risiko bagi ekonomi Indonesia pada 2020.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan ekonomi Indonesia pada 2020 tumbuh 5,14 persen didorong oleh konsumsi dan investasi.

"Kami perkirakan ekonomi Indonesia pada 2020 akan tumbuh sebesar 5,14 persen ditopang oleh pertumbuhan konsumsi RT yang terjaga dan pertumbuhan PMTB yang membaik seiring dengan berakhirnya tahun politik dan telah dirumuskannya paket kebijakan terkait peningkatan daya saing dan iklim investasi domestik, seperti Undang-undang Omnibus Law," ujar Andry saat Media Gathering Economic and Market Outlook 2020 di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis.

Perang dagang AS-China yang berdampak pada penurunan harga komoditas masih menjadi faktor risiko bagi ekonomi Indonesia pada 2020.

Ia memperkirakan inflasi akan mencapai 3,54 persen pada 2020 akibat penyesuaian beberapa harga yang diatur pemerintah.

Baca juga: Ekonom proyeksikan pertumbuhan ekonomi 2019 masih capai lima persen

Sementara itu, nilai tukar rupiah akan sedikit terdepresiasi menjadi Rp14.296 per dolar AS pada akhir 2020, seiring dengan sedikit melebarnya CAD menjadi 2,88 persen dari PDB akibat meningkatnya aktivitas kegiatan ekonomi pada sektor riil dan investasi.

Faktor positif yang dapat menjadi  pendorong pertumbuhan ekonomi di 2020 adalah dampak transmisi kebijakan moneter, seperti penurunan suku bunga acuan dan kenaikan LTV, diharapkan akan mulai terlihat pada 2020.

"Selain itu, kebijakan fiskal yang semakin efektif melalui peningkatan kualitas belanja sehingga memiliki dampak multiplier effect yang tinggi juga dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Andry.
Baca juga: Bank Mandiri sediakan dana untuk UMKM Rp200 miliar melalui Investree

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019