BOB juga berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk percepatan pembangunan infrastruktur pengembangan kawasan otoritatif supaya objek wisata dapat berkembang pesat.
Kulon Progo (ANTARA) - Badan Otorita Borobudur berupaya menyelesaikan status pemanfaatan lahan seluas 309 hektare di Kabupaten Purworejo dan Magelang, Jawa Tengah, yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi penyangga Kawasan Strategis Pembangunan Nasional Borobudur.

Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB) Indah Juanita di Kulon Progo, Kamis, mengatakan kawasan otoritatif seluas 309 hektare itu terdiri atas 50 hektare di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta 259 hektare di bawah Kementerian BUMN.

"Saat ini, kami sedang proses penyelesaian status lahan," kata Indah.

Baca juga: Kemenpar : Lima destinasi DIY kawasan strategis pariwisata nasional

Ia mengatakan BOB juga berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk percepatan pembangunan infrastruktur pengembangan kawasan otoritatif supaya objek wisata dapat berkembang pesat.

"Infrastruktur jalan merupakan kebutuhan dasar yang harus disediakan. Untuk itu, kami koordinasikan dengan Kementerian PUPR," katanya.

Indah juga mengatakan BOB melakukan standardisasi usaha dan SDM pariwisata oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif supaya ada kesamaan dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan atau pengunjung.

"Kami mendampingi pelaku wisata di Jawa Tengah dan DIY dalam standardisasi pelayanan kepada wisatawan," katanya.

Baca juga: Menparekraf Wishnutama kunjungi Kebun Teh Nglinggo Kulon Progo

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Wishnutama mengatakan kesuksesan dari pengembangan pariwisata adalah tingginya jumlah kunjungan wisatawan dan bagaimana ekonomi masyarakat setempat bisa tumbuh dengan cepat.

Kunci mewujudkan tersebut yakni memasarkannya dengan branding objek wisata yang dikolaborasikan dengan pemasaran ekonomi kreatif.

"Semua harus paham arah pemasaran dunia, termasuk produk ekonomi kreatif," katanya.
Baca juga: Pengunjung Candi Borobudur baru 70 persen dari target

Pewarta: Sutarmi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019