salah satu penderita yang meninggal adalah anak dari seorang tenaga medis
Kupang (ANTARA) - Wali Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jefrison Riwu Kore mengatakan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sedang melanda daerah ini telah mengakibatkan dua orang meninggal dunia.

"Sudah dua warga Kota Kupang yang meninggal akibat serangan penyakit DBD setelah daerah ini masuk musim pancaroba," kata Wali Kota Kupang, Jefrison Riwu Kore dalam jumpa pers dengan wartawan di Kupang, Kamis.

Ia mengatakan, dua orang yang meninggal akibat demam berdarah itu merupakan pasien yang masih berusia anak-anak.

Baca juga: Kemenkes catat 110.921 kasus DBD hingga Oktober 2019
Baca juga: Kemenkes imbau waspada DBD di musim hujan


Salah satu penderita DBD yang meninggal menurut Wali Kota Kupang, Jefrison Riwu Kore merupakan anak seorang tenaga medis di daerah itu.

"Kami tentu sangat menyesalkan adanya peristiwa itu karena salah satu penderita yang meninggal adalah anak dari seorang tenaga medis yang seharusnya bisa mendeteksi secara dini tentang gejala DBD itu," kata Wali Kota Kupang dalam kegiatan yang turut dihadiri berbagai kepala OPD dan Direktur RSUD SK Lerik, Marsiana Halek.

Ia mengatakan, pemerintah Kota Kupang terus mendorong masyarakat di daerah ini untuk melakukan upaya pencegahan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus dalam mencegah serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Baca juga: Di Sleman terjadi 692 kasus DBD dengan satu pasien meninggal dunia
Baca juga: Mewaspadai bencana dan penyakit saat pancaroba


Menurut Jefrison Riwu Kore yang turut didampingi penjabat Sekda Kota Kupang, Elivianus Wairata kegiatan 3M plus yang perlu dilakukan yaitu pertama menguras tempat penampungan air, kedua menutup rapat semua tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum serta ketiga mengubur atau mendaur barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Sedangkan plus-nya adalah menabur bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit untuk dibersihkan sehingga tidak menjadi sarang nyamuk.

Dia mengatakan, dalam mengatasi demam berdarah dibutuhkan peran serta masyarakat di ibu kota provinsi NTT ini untuk rutin membersihkan lingkungan rumah sehingga tidak memungkinkan bagi nyamuk aedes aegypti berkembang. 

Baca juga: Masuk pancaroba, warga Kota Kupang diminta waspadai DBD dan Diare
Baca juga: Waspadai penularan DBD pada anak selama masa pancaroba


 

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019