Bandung (ANTARA News) - Pemerintah tengah mempelajari kemungkinan menyesuaikan lagi harga BBM dalam negeri menyusul terus turunnya harga minyak dunia, demikian Wakil Presiden M Jusuf Kalla di Bandung, Minggu. "Minggu depan kita mau rapat untuk hitung (harga) BBM itu, tapi dengan empat syarat (untuk bisa turun). Karena kalau naik lagi (harga), orang akan marah-marah, dan akan susah, subsidi tidak cukup," kata Wapres M Jusuf Kalla di depan para kader Partai Golkar se Jabar. Wapres mengungkapkan hal ini setelah Ketua DPD I Partai Golkar Jabar Uu Rukmana menyampaikan pertanyaan masyarakat tentang sikap pemerintah yang belum juga menurunkan harga BBM meski harga minyak dunia turun. Wapres menjelaskan empat hal yang menentukan keputusan menurunkan harga BBM. Pertama, harga minyak dunia. Saat ini memang harga minyak dunia turun, namun Wapres mengingatkan kelanjutan trend penurunan harga itu hanya sesaat sehingga bisa berbalik naik kembali. Faktor kedua adalah berkaitan dengan nilai tukar rupiah yang saat ini justru melemah hingga mencapai level Rp10.500 per dolar AS. Itu berarti, demikian Wapres, meski harga minyak dunia turun, harga riilnya justru naik karena kurs rupiah melemah. Ketiga, penurunan harga BBM tergantung pada besaran subsidi yang telah ditetapkan. Faktor keempat adalah penghitungan harus dilakukan berdasarkan harga rata-rata per tahun. "Intinya pemerintah tak pernah ambil untung dari harga bahan bakar minyak yang disubsidi. Yakinlah itu," kata Jusuf Kalla kepada para kader Golkar dalam acara silaturahmi yang dihadiri pula Gubernur Jabar Ahmad Heryawan itu. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008