Saat pertama datang, ia langsung berbenah dengan fokus utama memperbaiki lini pertahanan. Sejumlah nama-nama tenar seperti Gunawan Dwi Cahyo, Willian Pacheco, dan Leonard Tumpamahu didaratkan. Alhasil, mereka menjadi tim tersedikit jumlah kebobolannya yakni 35 gol.

Yang Besar Yang Tersungkur

Kesuksesan yang diperoleh Bali United sungguh tidak bisa dilepaskan dari buruknya penampilan tim-tim favorit juara kala mengarungi putaran pertama. Sebut saja Persib Bandung, Persija Jakarta, Arema FC, Persipura Jayapura, dan Persebaya Surabaya.

Lima tim yang memiliki trofi paling banyak itu terseok-seok di papan tengah dan papan bawah klasemen. Bahkan Persija sempat menghuni zona degradasi, terlepas dari laga tunda karena harus berjuang di Piala AFC.


Baca juga: Tak bakal juara musim ini, Persija fokus menangi semua laga tersisa

Pesepak bola Persija Jakarta Marko Simic (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Persebaya Surabaya Hansamu Yama Pranata (kiri) dalam lanjutan Liga-1 Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Selasa (17/12/2019). Persija Jakarta dikalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 1-2. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pras.

Kala jeda paruh pertama, Persija menghuni posisi 17 yang hanya mengumpulkan 14 poin dari 14 laga yang dilakoni, Persib Bandung berada di urutan 10 dengan 19 poin, Arema FC memang berada di posisi empat namun sejak putaran kedua penampilan mereka inkonsisten.

Baca juga: Meski mustahil ke peringkat dua, Persib masih targetkan lima besar

Kemudian Persipura Jayapura berada satu strip di atas Persib yakni di urutan sembilan dengan 20 poin, dan Persebaya di posisi ke-5 dengan 25 poin. Capaian buruk itu membuat sejumlah pelatih dipecat.

Muka-muka baru maupun lama silih mengisi posisi yang ditinggalkan. Namun hanya Persebaya dan Persipura yang mampu bangkit hingga kompetisi Liga 1 Indonesia berakhir. Persebaya duduk manis di posisi kedua dan di bawahnya berdiri Tim Mutiara Hitam.


Baca juga: Persebaya persembahkan kemenangan di laga pamungkas untuk bonek-bonita

Selanjutnya mereka ...

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019