Masalah klasik

Padatnya jadwal menjadi masalah klasik yang tak kunjung berakhir. Pelatih dan pemain menjadi korban atas ambisi besar PSSI yang ingin mengakhiri musim dalam jangka waktu satu tahun saja.

Bahkan dalam satu pekan, tim bisa bermain dua hingga tiga laga. Padatnya pertandingan berdampak pada klub secara keseluruhan, yakni rentetan pemain cedera, mahalnya biaya perjalanan tandang, jeda waktu recovery yang kurang sehingga banyak pemain yang mengalami kelelahan, serta sejumlah permasalahan lain, di samping tak jelasnya musim kompetisi baru kapan akan dimulai atau adanya jeda waktu yang datang tiba-tiba.

Sejumlah pelatih pun "curhat" kepada media dan mengatakan bahwa kompetisi Liga 1 Indonesia benar-benar gila. Katakanlah seperti pelatih PSM Makassar Dariej Kalezic, pelatih Persija Edson Tavarez, pelatih Semen Padang Eduardo Almeida, pelatih Bhayangkara FC Paul Munster, hingga pelatih Persib Robert Rene Alberts memiliki satu suara menanggapi jadwal Liga 1 yang melelahkan.

Baca juga: Pelatih Bhayangkara anggap kelelahan jadi alasan dikalahkan Persebaya

Di sisi lain adanya agenda FIFA dan timnas Indonesia, tak mempengaruhi jadwal liga yang "keukeuh" harus terus berjalan. Hasilnya, sejumlah klub harus bertanding dengan pemain seadanya. Kondisi itu telah dialami Bhayangkara sejak paruh kedua Liga 1.

Sejumlah pemain The Guardians dipanggil untuk membela timnas senior maupun timnas U-22, belum lagi pemain yang terkena akumulasi ataupun cedera. Paul Munster sempat hanya memboyong sekitar 16 pemain kala bertandang ke markas Semen Padang. Kondisi serupa juga tak bisa disangkal oleh kontestan lainnya.

Barangkali kegagalan timnas senior di laga-laga internasional adalah puncak dari jadwal liga yang padat, seperti halnya yang dikeluhkan Simon Mcmenemy kala menangani timnas Indonesia.

"Saya tak ingin mencari alasan untuk kekalahan (timnas Indonesia atas Malaysia pada kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia 6 September 2019) itu. Namun jadwal liga sangat padat, sampai bertanding tiga kali seminggu," katanya.


Barangkali juga dengan terpilihnya pimpinan PSSI yang baru di bawah komando Mohamad Iriawan bisa membawa angin segar bisa membawa nasib pesepakbolaan Indonesia ke arah yang lebih baik mulai dari hal terkecil seperti jadwal liga di samping fokus-fokus lainnya.


Baca juga: Klasemen Liga 1: Bali United juara, Persebaya jaga asa ke Piala AFC

Berikut klasemen akhir Liga 1:
  Tim M M I K Gol P
1 Bali United 34 19 7 8 48-35 64
2 Persebaya Surabaya 34 14 12 8 57-43 54
3 Persipura Jayapura 34 14 11 9 47-38 53
4 Bhayangkara FC 34 14 11 9 51-43 53
5 Madura United FC 34 15 8 11 55-44 53
6 Persib Bandung 34 13 12 9 49-39 51
7 Borneo FC 34 12 15 7 55-42 51
8 PSS Sleman 34 12 12 10 45-42 48
9 Arema FC 34 13 7 14 59-62 46
10 Persija Jakarta 34 11 11 12 43-42 44
11 Persela Lamongan 34 11 11 12 47-45 44
12 PSM Makassar 34 13 5 16 50-50 44
13 PSIS Semarang 34 12 7 15 36-41 43
14 Barito Putera 34 11 10 13 45-51 43
15 PS Tira-Persikabo 34 10 12 12 51-57 42
16 Perseru Badak Lampung 34 8 9 17 35-65 33
17 Semen Padang 34 7 11 16 32-45 32
18 Kalteng Putra 34 8 7 19 33-54 31

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019