"Perhatikan juga daerah black spot atau daerah yang rentan terjadi kecelakaan saat menuju ke tempat-tempat wisata dan daerah trouble spot atau daerah yang sering terjadi permasalahan lalu lintas," kata Brigjen Chryshnanda melalui siaran pers, di Jaka
Jakarta (ANTARA) - Direktur Keamanan dan Keselamatan (Dirkamsel) Korlantas Polri Brigjen Chryshnanda Dwilaksana mengingatkan masyarakat untuk tidak mengabaikan keselamatan berlalu lintas, terutama saat musim liburan.

"Perhatikan juga daerah black spot atau daerah yang rentan terjadi kecelakaan saat menuju ke tempat-tempat wisata dan daerah trouble spot atau daerah yang sering terjadi permasalahan lalu lintas," kata Brigjen Chryshnanda melalui siaran pers, di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan polisi terus bekerja untuk mencapai tujuan dari program road safety.

Road safety merupakan aksi keselamatan yang dicanangkan PBB untuk menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas dan meningkatkan kualitas keselamatan, membangun budaya tertib, dan meningkatkan kualitas pelayanan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ).

Chryshnanda menuturkan program ini diantaranya dengan membangun road safety centre sebagai wadah bagi para pemangku kepentingan untuk menggerakkan dan mengnyinergikan pilar-pilar kementerian dan lembaga yang menangani keselamatan berlalu lintas secara manajerial maupun operasional.

"Program-program road safety didukung dalam Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) yang mencakup road safety management (mengatur keselamatan berlalu lintas), saver road (mengatur jalan yang berkeselamatan), saver vehicle (kendaraan yang berkeselamatan), saver people (pengguna jalan yang berkeselamatan), dan post crash care (kepedulian penanganan pascakecelakaan lalu lintas)," katanya pula.
Baca juga: Kesadaran keselamatan lalu lintas bisa dimulai dari sekolah

Menurut Chryshnanda, dalam mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas, ada beberapa kendala seperti faktor manusia, faktor kendaraan bermotor, faktor jalan serta faktor alam.

Dia mengungkapkan di era teknologi ini akan muncul masalah-masalah baru sistem-sistem daring dan berbagai potensi konflik.

"Seperti pengelolaan angkutan umum secara online, meningkatnya pertumbuhan kendaraan bermotor, perilaku-perilaku menyimpang para pengguna jalan, masalah-masalah kontijensi (karena manusia, alam, dan kerusakan infrastruktur semakin marak)," kata dia.

Chryshnanda menuturkan untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas, harus ada keberpihakan kebijakan-kebijakan yang mendukung penanganan kamseltibcarlantas secara komprehensif termasuk upaya-upaya memodernisasi.

Kemudian, harus ada pengaturan sistem jalan yang berkeselamatan dengan memetakan jalan berdasar kelas jalan.

"Membuat ruas-ruas jalan yang teridentifikasi potensi perlambatan maupun kecelakaan. Jangan lupa kendaraan yang berkeselamatan ditangani melalui registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor. Sebab masih banyak kendaraan umum yang kurang dan atau tak laik jalan masih beroperasi. Hal itu dapat meningkatkan fatalitas kecelakaan," kata dia pula.
Baca juga: Polda Metro catat "Millenial Road Safety" turunkan angka kecelakaan

Untuk safer people atau manusia yang berkeselamatan, kata dia lagi, dimulai dari edukasi untuk anak-anak sampai dengan orang dewasa, baik secara formal pada lembaga pendidikan maupun nonformal yang dilakukan secara langsung maupun dengan media.

Program edukasi ini sangat penting sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena, menurut dia, lalu lintas adalah cermin budaya bangsa dan ikon peradaban.

Menurut Chryshnanda, keberhasilan mengimplementasikan program road safety dapat diukur melalui tercapainya kualitas pelayanan publik yang prima dan dirasakan masyarakat dalam mewujudkan dan memelihara kamseltibcarlantas.

Keberhasilan juga dilihat dengan modernisasi sistem pendataan di era digital dengan model-model daring secara elektronik.

"Data regident untuk kendaraan bermotor maupun pengemudi menjadi dasar untuk pengembangan sistem-sistem penegakan hukum baik secara manual maupun dengan elektronik," katanya lagi.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019