Jakarta (ANTARA) - Pada Rabu, 25 Desember 2019, sejak pukul 07.30 WIB, area depan Rumah Tahanan Kelas 1 Jakarta Timur Cabang Rutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, sudah terlihat ramai.

Aktivitas turun naik penumpang di depan gerbang masuk Rutan tak kunjung berhenti, menimbulkan antrean kendaraan roda empat di Jalan Kuningan Persada yang dikenal memiliki ruas jalan tak terlalu lebar itu.

Hari ini, Rutan KPK membuka jadwal kunjungan bagi keluarga untuk mengunjungi tahanan pada perayaan Hari Raya Natal 2019. Jadwal kunjungan itu dibuka selama 3 jam, mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB.

Keluarga maupun kerabat tahanan itu datang lebih pagi untuk melakukan pendaftaran kunjungan yang dibuka sejak pukul 07.00 WIB. Makin awal mendaftar, makin cepat pula mereka bertemu dengan orang terkasih di dalam Rutan.

Baca juga: Rumah Sakit Brayat berbagi kebahagiaan Natal bersama pasien

Baca juga: Kapolda Sumut tegaskan situasi kamtibmas perayaan Natal 2019 kondusif


Antusiasme

Layaknya perayaan hari besar agama-agama lainnya, para pengunjung yang mendatangi Rutan mengemas penampilan mereka dengan mengenakan pakaian terbaik.

Tak lupa mereka juga membawa buah tangan untuk diberikan kepada anggota keluarga yang sudah menanti dari balik tembok tahanan.

Seperti yang dilakukan sosialita Dita Soedarjo. Anak bungsu dari tersangka kasus korupsi suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus S.A.S dan Rolls-Royce P.L.C pada PT Garuda Indonesia Soetikno Soedarjo itu membawa sejumlah barang untuk diberikan kepada sang ayah.

"Ini bawa makanan, bawa permen, bawa kopi juga," katanya sambil berusaha berlalu meninggalkan kerumunan wartawan.

Dita datang ditemani sang kakak, Mita Soedarjo dan suami Mita, penyanyi Maruli Tampubolon. Namun, meski telah tiba di Rutan, mereka pada akhirnya urung bertemu dengan Soetikno lantaran kondisi Rutan KPK yang telah penuh oleh keluarga tahanan lain yang juga melakukan kunjungan Natal.

"Ini enggak bisa masuk, sudah penuh," ujar Dita.

Kendati sedikit kecewa, Dita tetap berharap bisa bertemu dengan sang ayah pada waktu dekat. Dia berencana akan kembali mengunjungi Rutan KPK pada perayaan Tahun Baru 2020.

Wartawan yang hadir tidak bisa mengecek langsung suasana keramaian pengunjung di dalam Rutan, seperti yang disampaikan oleh Dita Soedarjo, karena akses peliputan dibatasi hanya sampai depan gerbang pintu masuk Rutan.

Baca juga: Perayaan Natal di ibu kota Kepri berjalan aman dan kondusif

Baca juga: Wakil Menteri Perdagangan sampaikan pesan damai pada perayaan Natal


Perayaan Natal

Suasana perayaan Hari Raya Natal di dalam Rutan sedikit tergambar melalui keterangan tertulis yang disampaikan oleh Plh. Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati.

Yuyuk menyebutikan terdapat 18 orang tahanan KPK beragama Nasrani yang melakukan kebaktian pada perayaan Hari Raya Natal 2019 di Rutan KPK yang kerap disebut Rutan Kavling 4 (K4) itu.

Proses ibadah kebaktian dimulai sekitar pukul 06.30 WIB dipimpin oleh enam orang pendeta, yakni Susy Theresia, Maartje E.L., Nancy Shirley B., Irwan Poernomo, Djefri Estivanus K., dan Sihol Pardamean.

Dari foto-foto yang dikirim Yuyuk kepada wartawan, suasana ibadah kebaktian tampak sederhana dan khidmat.

Mengenakan busana bernuansa putih, para tahanan terlihat khusyuk membaca bacaan doa di sebuah ruangan tak terlalu besar, ditemani pohon Natal berukuran sedang dengan hiasan bernuansa biru yang diletakkan di belakang pendeta.

Setelah melaksanakan kebaktian, kata Yuyuk, para tahanan kemudian dikembalikan ke rutan masing-masing, yaitu di Rutan C1 yang berlokasi Gedung KPK Lama, Rutan K4, dan Rutan Guntur.

"Mereka kemudian diberikan kesempatan kunjungan keluarga pukul 09.00 sampai dengan 12.00 WIB," kata Yuyuk.

Dari 18 belas tahanan yang mengikuti kebaktian, terdapat nama-nama yang cukup dikenal publik, antara lain anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Golkar 2009—2014 Markus Nari, eks Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Bartholomeus Toto, eks Direktur Utama PT Mugi Rekso Abadi (MRA) Soetikno Soedarjo, dan eks Bupati Talaud Sri Wahyuni Maria Manalip.

Baca juga: Perayaan Natal di Aceh Barat mendapat pengamanan TNI-Polri

Baca juga: Perayaan Natal di Jawa Barat berjalan kondusif


Enggan Berbagi Kebahagiaan

Suara azan Zuhur sayup-sayup terdengar dari pengeras suara musala, bersahutan dengan bunyi rintik hujan yang jatuh membasahi kawasan sekitar Rutan yang terletak di belakang Gedung Merah Putih KPK itu.

Tak lama setelah lantunan azan selesai berkumandang, puluhan pengunjung terlihat mulai keluar dari balik pintu ruang kunjungan Rutan.

Senyum dan raut wajah bahagia tampak tergambar di hampir tiap-tiap orang yang baru saja merayakan Natal bersama keluarganya itu.

Namun, kebahagiaan itu sepertinya enggan mereka bagikan kepada wartawan yang telah menunggu.

Beberapa dari mereka menolak untuk diwawancarai. Sebagian lainnya juga keberatan untuk diabadikan menggunakan kamera.

"Tolong, ya, Mas jangan difoto," kata salah seorang keluarga tahanan.

"Mohon maaf tidak usah, ya (wawancara), terima kasih," ujar keluarga yang lain.

Hal itu sebetulnya dapat dipahami, mengingat tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh salah seorang keluarga mereka yang kini menjadi tahanan KPK merupakan suatu hal yang sama sekali tidak bisa dibanggakan.

Baca juga: Tabuhan rebana santri iringi misa Natal di Gereja Katolik Mater Dei

Gestur Dita Soedarjo yang tak nyaman berlama-lama berada di tengah-tengah wartawan saat diwawancara seperti membuktikan hal tersebut.

Namun, bagaimanapun suasana perayaan Natal di Rutan KPK telah berlangsung dengan sukacita, khidmat, damai, dan dalam nuansa yang penuh kesederhanaan.

Berkumpul bersama, terlebih pada momen spesial seperti perayaan Natal, merupakan suatu hal yang sangat berharga tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi para tahanan KPK.

Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019