Kami kan bukan profesional. Jadi, sebagai jembatan maka kami bekerja sama dengan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Mereka kan profesional dan kami ikut memberikan edukasi ke masyarakat
Kediri, Jatim (ANTARA) - Kediri Astronomy Club bersama warga Kediri, Jawa Timur, Kamis, mengamati gerhana matahari cincin bersama warga setempat yang antusias melihat fenomena alam yang langka itu dengan menggunakan beragam alat bantu, sehingga mereka dengan leluasa melihat gerhana.

"Kali ini Indonesia dilewati gerhana matahari cincin. Itu kan dilewati di Siak, Riau, Singkawang di Kalimantan. Selain itu, Indonesia alami gerhana matahari sebagian salah satunya di Kabupaten Kediri," kata Nova Zulaika, salah seorang anggota Kediri Astronomy Club saat ditemui di Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri, Kamis.

Ia mengatakan, di Kabupaten Kediri gerhana bisa dilihat mulai jam 11.00 WIB hingga puncaknya sekitar jam 13.00 WIB dengan persentase 64,8 persen. Saat itu, piringan matahari akan tertutupi oleh bulan. Gerhana itu bisa dilihat hingga terakhir sekitar jam 14.30 WIB.

Ia menambahkan, fenomena gerhana matahari merupakan hal yang langka. Untuk itu, ia dengan teman-temannya dalam komunitas bersama-sama mengajak warga untuk melihat langsung gerhana matahari dengan alat bantu.

"Ini kan sebagai momen langka, jarang terjadi gerhana matahari yang seperti ini. Untuk itu, kami dari Klub Astronomi Kediri mengadakan kegiatan pengamatan gerhana matahari ini," kata dia.

Dirinya menambahkan, beberapa alat yang bisa dimanfaatkan antara lain kacamata matahari, teleskop yang sudah berfilter dan beragam alat bantu lainnya. Alat-alat tersebut juga dipastikan aman untuk mata.

"Kami gunakan kacamata matahari, teleskop yang sudah berfilter. Itu tidak membahayakan. Justru yang bahaya menatap langsung matahari, karena cahaya matahari sangat kuat. Bahayakan retina bisa menyebabkan kebutaan," ujar dia.

Nova juga mengatakan di komunitasnya ada sekitar 40 orang yang tergabung. Mereka juga dari berbagai macam latar belakang pendidikan. Bahkan, dirinya kuliah dengan mengambil jurusan hukum keluarga Islam. Namun, karena hobi akhirnya ikut tergabung di klub astronomi.

"Komunitas kami berasal dari latar belakang pendidikan beragam, ada juga yang bekerja. Kami kan bukan profesional. Jadi, sebagai jembatan maka kami bekerja sama dengan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Mereka kan profesional dan kami ikut memberikan edukasi ke masyarakat," kata dia.

Suci, salah seorang warga yang ikut melihat fenomena gerhana matahari itu mengaku senang bisa melihat langsung. Gerhana merupakan fenomena alam yang jarang terjadi dan dalam Islam cukup istimewa, termasuk ada kegiatan shalat gerhana.

Ia mengatakan sudah melihat langsung gerhana. Terlebih lagi, cuaca cerah sehingga dari fase awal sampai akhir bisa terlihat.

"Ini bagus untuk edukasi, bahwa ada fenomena alam yang jarang terjadi. Dan, dalam Islam cukup istimewa, ada shalat gerhana, apalagi cuaca cerah (gerhana bisa dilihat). Dari fase awal sampai sekarang Alhamdulillah," kata Nova Zulaika.

Ia mengatakan fenomena gerhana matahari sebenarnya setiap tahun terjadi tapi di tempat yang berbeda. Khusus di Kediri, dalam gerhana matahari ini dilewati. Dan, dimungkinkan gerhana akan kembali terlihat pada 2023. Namun, diperkirakan di fenomena itu di Kediri tidak terlihat.

Warga bergantian melihat gerhana tersebut. Alat bantu berupa teleskop dan beragam alat lainnya ditaruh di area SLG Kabupaten Kediri. Warga bisa melihat secara gratis, bahkan bisa saling diskusi jika ada yang kurang dimengerti tentang gerhana matahari.

Menurut daftar yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ada 25 kota/kabupaten di Indonesia yang akan dilewati gerhana matahari cincin.

Fenomena gerhana matahari cincin tersebut tidak hanya melewati beberapa wilayah Indonesia, tetapi juga Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, India, Srilangka, Samudra India, Singapura, Malaysia, dan Samudra Pasifik.

Beberapa negara yang juga dapat diamati terjadinya gerhana matahari cincin yakni sedikit di Afrika bagian timur, seluruh wilayah Asia, Samudra India, Australia bagian utara, dan Samudera Pasifik berupa gerhana matahari sebagian. 

Baca juga: Warga padati planetarium Jakarta amati gerhana matahari

Baca juga: Gerhana matahari cincin siap hiasi langit pada 26 Desember 2019

Baca juga: BMKG siapkan teropong dengan layar lebar amati gerhana matahari


 

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019