Jakarta (ANTARA) - Jelang pengujung 2019, Pusakata mengeluarkan lagu terbaru berjudul "Lagu Pesisir". Lagu kedua dalam album "Dua Buku" ini masih bertema kerinduan.

"Ternyata rasa rindu yang kental itu ada. Rasa rindu yang selalu kita temukan setiap hari lewat kegiatan, kecintaan terhadap apa yang kita lakukan," ujar Pusakata, nama panggung Mohammad Istiqamah Djamad eks grup Payung Teduh, dalam siaran pers.

"Lalu ketika kita bisa bagi ketulusannya ke orang lain, kerinduan itu terus-menerus menjadi sebuah energi. Maka dari itu selalu ada rasa ingin pulang lagi ke situ."

"Lagu Pesisir" terasa lekat dengan laut sebab lagu ini diilhami dari suara ombak di Kota Luwuk Banggai, seorang nelayan di Wakatobi, dan sebuah keluarga suku Bajo yang ditemuinya di Pulau Tinalapu.

Pusakata sengaja merekam suara ombak dan memasukannya ke dalam "Lagu Pesisir". Dia menuturkan filosofi di balik alasannya merekam suara ombak untuk lagu tersebut.

“Dalam setiap hempasan ombak, ada yang datang dan ada yang pergi. Ada hal yang berat sekaligus ringan bersamaan ketika diantarkan pergi. Mungkin berat melepaskan, tapi nanti suatu hari semua itu akan kembali. Energi inilah yang ingin dibagi oleh Pusakata lewat Lagu Pesisir.”

Bagi Pusakata, "Lagu Pesisir" juga menyiratkan sebuah pesan tentang kerelaan.

“Bahwa ketika kita siap melepas, saat itu juga ada kepastian kita akan meraih sesuatu. Masalahnya hanya satu, maukah kita menunggu? Saat menunggu itulah kita bisa menemukan diri kita rela bersabar atau tidak. Jika rela, maka di situlah letak kemenangannya, kemenangan melampaui rindu.”

Pusakata juga ingin berbagi hal lain mengenai "Lagu Pesisir", soal mengungkapkan rindu tanpa harus merasa malu.

"Orang pesisir itu selalu merasa dirinya bisa ngobrol dengan angin, ombak, dan selalu percaya diri bahwa apa yang disampaikan lewat angin dan ombak akan sampai ke orang yang dituju. Itu juga yang menjadi pesan dari lagu ini: kalau rindu, yakin saja, ungkapkan saja, sampaikan saja melalui media apapun, orang yang dimaksud pasti bisa merasakan.” tutur Pusakata.

Baca juga: Payung Teduh - Pusakata kolaborasi garap lagu Dian Pramana Poetra

Baca juga: Is Pusakata, si merdu yang dinanti di Java Jazz 2019


 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019