Jakarta (ANTARA) - Pelatih bulu tangkis ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi mengatakan pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan merupakan panutan atau role model yang dapat menjadi inspirasi bagi para pebulu tangkis muda di pelatnas.

"Cukup penting karena mereka pemain senior yang berpengalaman. Ini role model ganda putra dan pemain senior yang harus dicontoh," kata pria yang akrab dipanggil Herry IP di Jakarta, Jumat.

Keberadaan Hendra/Ahsan di Pelatnas PB PBSI memang terbilang baru. Ganda putra peringkat dua dunia itu kembali setelah nama mereka tercantum dalam 105 atlet yang dipanggil masuk ke pemusatan latihan tahun depan.

Baca juga: Hendra/Ahsan kembali ke pelatnas
Baca juga: Sebanyak 105 atlet masuk Pelatnas PBSI 2020


Maka dari itu, Herry berharap keberadaan mereka di Pelatnas Cipayung dapat menginspirasi sekaligus memotivasi para atlet muda soal kedisiplinan dan pola latihan agar bisa menjadi seorang juara.

“Kita jauh lebih mudah melihat kenyataan langsung mereka di sini, lebih mengerti langsung dan ada contoh ya dibandingkan sekadar ngomong,

"Tidak hanya sekadar attitude-nya saja, tapi bagaimana kehidupan seorang atlet untuk menjadi seorang juara seperti apa, pola hidupnya seperti apa," kata Herry menjelaskan.

Alasan menjadikan pasangan yang dijuluki The Daddies sebagai panutan itu bukan tanpa alasan. Mereka sukses mencatatkan hasil gemilang tahun ini dengan menjuarai beberapa turnamen bergengsi seperti All England, Kejuaraan Dunia, dan World Tour Finals yang hanya diikuti oleh delapan pasangan terbaik dunia.

Sebagai pasangan peringkat kedua, Hendra/Ahsan berpeluang besar tampil di Olimpiade 2020 Tokyo bersama dengan pasangan ganda putra lainnya, Kevin/Marcus.

Namun, untuk mengamankan tiket Olimpiade 2020, mereka harus tetap mengikuti beberapa kejuaraan kualifikasi tersisa yang masih akan berlangsung hingga April tahun depan.

Baca juga: The Daddies wakili Indonesia rebut gelar juara BWF Finals 2019
Baca juga: Hendra/Ahsan tak sangka catatkan gelar ketiga di World Tour Finals

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019