Padang (ANTARA News) - Penghargaan Ramon Magsaysay Award dari Filipina yang diraih oleh Prof Dr Ahmad Syafii Maarif, MA, amat penting artinya bagi kemulian harkat dan martabat seluruh anak bangsa. Penilaian itu disampaikan, Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Sumbar, Prof Dr Marlis Rahman, MSc, pada acara syukuran penerimaan Ramon Magsaysay Award dan Silaturrahmi Masyarakat Sumbar, di Padang, Sabtu. Dalam sambutan tertulis Ketua ICMI Orwil Sumbar itu, disampaikan salah seorang pengurus, Drs H Arwan Kasri, menyampaikan, dibalik penghargaan itu, paling tidak ada tiga hal yang dapat dinisbatkan kepada Prof Dr Ahmad Syafii Maarif. Menurut Ketua ICMI, pertama penghargaan itu dapat dimaknai sebagai dukungan moral serta keberpihakannya kepada orang-orang miskin, baik kemiskinan secara struktural, kultural ataupun kemiskinan akibat musibah dan bencana lainnya. Melalui penghargaan tersebut beliau tidak memberikan uang, harta tetapi telah menunjukan kepedulian, perhatian dalam wacananya di media untuk mendesak banyak orang agar memiliki kepedulian dalam mengurangi beban pendertiaan dan kemiskinan. Bahkan, secara langsung tokoh Nasional kelahiran asal Sumpur Kudus, Sijunjung, Sumbar itu, secara ikhlas melakukan kunjungan terhadap warga yang tertimpa musibah di hampir seluruh dunia. Kedua, ketika Ahmad Syafii Maarif menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah bersama tokoh lainnya telah mampu melakukan gerakan moral kepada segenap pemimpin dan warga Indonesia untuk memerangi korupsi. "Kegiatan itu dicanangkan pada banyak daerah dalam waktu beberapa tahun lalu. Dirasakan langsung atau tidak rasanya getaran pengaruh inisiatif itu dapat dikaitkan dengan lahirnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang pada 2008 bekerja makin gencar," katanya. Sementara itu, nisbat ketiga dari penghargaan Ramon Magsaysay, Ahmad Syafii Maarif merupakan guru bangsa yang tanpa kenal lelah penuh antusias memaparkan pemikiran dabn suasana hatinya untuk menegakan terus menerus nilai-nilai kemanusian, keadilan, kejujuran, keberanian, kebersamaan dan toleransi serta anti kekerasan. "Secara konsiten Ahmad Syafii Maarif telah mampu menanam, memupuk dan menyuburkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, umat dan berbangsa," katanya dan menambahkan, kepada para pemimpin dan politisi di negeri ini telah diminta untuk mengindahkan nilai-nilai universal tersebut. Prilaku tersebut, tentunya dibudidayakan dalam kancah demokrasi sehngga idak terjebak dalam apa yang telah disebut beliau sebagai prilaku "rabun senja", politik kotor, demi pekerjaan dan mata pencaharian. Selain itu, Ahmad Syafii Maarif juga selalu menyuarakan agar kaum politis dapat meluruskan niat agar mengamdi untuk kesejahteraan bangsa bukan memperturutkan "syahwat" politik. Lebih dari itu, kata Marlis, beliau minta anak bangsa tidak terjebak dalam tindak kekerasan dengan mengatasnamakan agama dan kebenaran untuk meluruskan interprestasinya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008