Koperasi yang baru harus mulai masuk ke sektor produksi unggulan
Gorontalo (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengimbau koperasi terutama yang baru terbentuk untuk terjun dan menggarap sektor produksi.

“Koperasi yang baru harus mulai masuk ke sektor produksi unggulan,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam Acara Diskusi dan Pengukuhan Koperasi oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di Dutulanaa Lemboto Provinsi Gorontalo, Sabtu.

Pada kesempatan itu, dikukuhkan Pengurus Koperasi Konsumen Kesejahteraan Rakyat Gorontalo (KKRG).

Tak hanya koperasi, kata Teten, UMKM agar tumbuh juga harus masuk ke sektor komoditas termasuk sektor produksi dunia.

Baca juga: Teten minta impor mesin produksi cangkul dibebaskan dari pajak

“Koperasi yang kuat adalah yang mengurus komoditas, misalnya koperasi susu terbesar di dunia adalah Fontera di New Zealand,” katanya.

Koperasi dan UMKM di Tanah Air juga diharapkan memberikan kontribusi lebih besar bagi produk ekspor dan barang substitusi impor.

Koperasi misalnya bisa mulai menggarap bahan pangan, budidaya udang, perikanan tangkap, buah tropis, sektor teknik mesin olahan, perkebunan, sektor jasa, ikan laut dan makanan dengan kuliner halal yang sedang menjadi tren.

Di samping itu, ia menegaskan pentingnya koperasi agar memiliki manajemen yang kuat dan dikelola secara profesional.

Koperasi, kata Teten, juga harus mulai menerapkan teknologi modern dalam sistem operasinya.

“Koperasi Simpan Pinjam sudah banyak yang menggunakan fintech, ini bagus dan memang tantangan,” katanya.

Baca juga: Pemprov Bali dorong pertumbuhan koperasi produksi

Teten menyambut baik berdirinya KKRG dan ia optimistis jika suatu daerah perekonomiannya dibangun oleh koperasi maka kesejahteraan bersama akan lebih mudah diraih.

Ke depan, kata Teten, pemerintah akan mendorong pengembangan koperasi dan UMKM dengan sistem klaster.

“Saya dengan Pak Erick, Menteri BUMN berupaya membantu produk UMKM untuk masuk ke supply chain atau global value chain. Sarinah akan menjadi gerai produk UMKM rencananya Juni 2020 akan diluncurkan Sarinah sebagai hub komersial UMKM. Silakan jika ada produk unggulan dari Gorontalo,” katanya.

Pemerintah juga akan menginisiasi rumah produksi bersama atau factory sharing yang dikelola bersama para pelaku koperasi dan UMKM.

“Kita akan rancang sebuah Pusat Pelayanan Konsultasi UMKM,” katanya.

Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel yang juga Pembina Koperasi Konsumen Kesejahteraan Rakyat Gorontalo (KKRG) turut hadir dalam acara itu.

Baca juga: Koperasi Rendang Payo produksi rendang dengan ciri khas

Rachmat mengatakan pengelolaan ekonomi dalam lima tahun era Pemerintahan Jokowi telah berhasil membangun banyak infrastruktur sebagai dasar pembangunan ekonomi yang berkualitas.

“Bersamaan dengan itu mendorong ekonomi desa jadi semuanya seiring dengan pembangunan infrastruktur,” kata Rachmat.

Mantan Menteri Perdagangan itu mengungkapkan di periode kedua Pemerintahan Jokowi yang disebutkan akan fokus pada pembangunan SDM dinilainya sangat baik karena sukses pembangunan ekonomi akan terjadi jika SDM kuat.

“Kalau SDM ahli maka pondasi ekonomi akan kuat,” katanya.

Baca juga: Menkop UKM akan bentuk kantor bersama untuk dukung ekspor UMKM

Sebagai seseorang yang pernah berada dalam lingkup birokrasi, Rachmat mengaku paham betul persoalan yang dihadapi pemerintah di lapangan.

Meski begitu, ia menilai bahwa koperasi bisa menjadi solusi bagi persoalan ekonomi sehingga harus didorong agar tumbuh untuk mengelola produk-produk unggulan daerah.

“Dari produk desa menjadi produk lokal, dari lokal ke nasional, lalu ke global. Gorontalo punya potensi itu, hanya perlu sedikit sentuhan. Keinginan saya supaya ada produk made in Gorontalo bisa di pasar-pasar internasional,” kata Rachmat.

Pada kesempatan tersebut hadir para pengurus koperasi dari Gorontalo dan mereka pun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berdialog singkat dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Baca juga: Menkop UKM siap bantu petani Garut pemilik sertifikat tanah
 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019