Beijing (ANTARA News) - Belum tuntas masalah pencemaran susu yang menyebabkan puluhan ribu bayi keracunan, bahkan tiga di antara meninggal dunia, China kembali diguncang isu melamin yang kali sekarang mencemarti telur ayam. Meskipun tidak sehebat isu susu dan belum ada laporan korban yang dirawat di rumah sakit atau meninggal, tetapi kasus ini sudah ramai dibicarakan masyarakat China khususnya di Beijing. Kasus bermula ketika 25 Oktober 2008 Pusat Keselamatan Makanan (CFS) Hong Kong menemukan telur dan biskuit yang setelah dilakukan uji coba laboraltorium mengandung melamin. Dua produk yang dijual di Hong Kong, termasuk telur yang dihasilkan di satu pertanian di China Daratan, tepatnya di kota Dalian, Provinsi Liaoning, dan biskuit produksi satu perusahaan Filipina, telah didapati tercemar melamin. CFS menyatakan, sampel dari Select Fresh Brown Eggs (Extra Large), yang dihasilkan oleh Dalian Hanwei Chicken Farmin Limited --yang berpusat di China Daratan, dan dijual dalam paket berisi 6-butir, didapati berisi 4,7Ppm (bagian per juta) melamin. Berdasarkan Peraturan mengenai Bahan Berbahaya dalam Makanan (Amendment) 2008, Hong Kong Special Administrative Region (HKSAR), batas sah kandungan melamin di dalam makanan ialah 2,5Ppm. Contoh lain yang tak memuaskan ialah Croley Foods Sunflower Crackers Blueberry Cream Sandwich, yang dijual dalam bungkusan besar yang masing-masing berisi 10 bungkus kecil dengan batas masa berlaku 5 Desember 2008. Kandungan melamin yang dideteksi ialah 3,2Ppm. Munculnya berita yang cukup mengejutkan tersebut tak pelak membuat pemerintah daerah di China perlu mengambil langkah cepat dan sebuah pihak berwenang di sebuah kota di China timur memandang perlu menarik telur yang diproduksi oleh sebuah perusahaan. Xinhua melaporkan sebuah kota di China timur telah menarik sejumlah telor yang diproduksi oleh sebuah perusahaan setelah ditemukan produknya mengandung melamin, sebuah zat kimia yang sempat mengemuka ketika mencemari susu bubuk bayi. Biro Kualitas dan Pengawasan Teknis di Hangzhou, ibukota Provinsi Zhejiang, menyebutkan bahwa telur yang diproduksi dengan merek Ciyunxiang merupakan telur yang tidak aman untuk dikonsumsi. Pihak berwenang tersebut juga telah memerintahkan untuk menarik seluruh telur yang memiliki merek tersebut di Kota Hangzhou. Sementara jumlah telur yang diketahui terkontaminasi tidak diketahui banyaknya. Sejak beberapa hari lalu, biro di Hangzhou telah melakukan pengujian terhadap 27 merek telur yang di jual oleh sejumlah perusahaan di kota tersebut dan hasilnya telur dengan merek Ciyunxiang mengandung 3,5 mg melamin di setiap kilogramnya. Sementara telur dari merek lain dinilai aman dikonsumsi. Sejauh ini tidak ada laporan dari pihak berwenang di Hangzhou yang menyebutkan terdapat masyarakat yang sakit apalagi meninggal akibat mengkonsumsi telur yang terkontaminasi melamin. Masyarakat mendesak biro berwenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap seluruh telur setelah sejumlah media lokal melaporkan adanya telur terkontaminasi yang diproduksi oleh Hanovo Foods Co. Ltd, di Kota Dalian, Provinsi Liaoning, ketika pihak berwenang Hong Kong menemukan telur merek itu terkontaminasi. Telur yang beredar di pasar Hong Kong ternyata mengandung 4,7 ppm (part per million) melamin, sementara batas aman melamin yang ditetapkan Pemerintah Hong Kong adalah 2,5 ppm. Pusat Keselamatan Makanan Hong Kong mengatakan seorang anak berusia tiga tahun dapat sakit jika dia mengkonsumsi 12 telur Hanovo yang terkontaminasi per hari. Menyikapi tindakan membahayakan tersebut pemerintah Kota Dalian telah melakukan penyidikan terhadap telur produksi Hanovo dan sejumlah hukuman akan diberlakukan kepada pihak bertanggungjawab. Penjualan Turun Maraknya pemberitaan soal telur yang mengandung melamin mengakibatkan pula sejumlah pedagang telur di pasar tradisional ikut terpukul karena penjualan menurun. Ma Xin, seorang pedagang telur di Pasar Tuan Jie Hu, misalnya omset penjualan telur yang setiap hari biasanya mencapai 20-30 kilogram turun menjadi rata-rata 10-12 kilogram per hari. "Itupun juga belum tentu bahkan sehari hanya bisa menjual delapan kilogram," katanya. Dia dan pedagang telur ayam lainnya di pasar itu menjual telur ayam rata-rata seharga 3,7 yuan (sekitar Rp5.735) per 0,5 kilogram dan sekalipun ada kasus itu dirinya tidak menurunkan harga jualnya. Menurutnya, dirinya juga tidak tahu persis apakah telur ayam yang di jual mengandung melamin atau tidak karena telur yang diperoleh didapat dari perusahaan peternak ayam yang berada di sekitar Beijing. "Adanya kasus ini menyebabkan saya alami kerugian karena telur ayam yang dijual pembelinya sedikit. Tapi saya yakin situasi ini tidak akan berlangsung lama karena telur sangat disukai masyarakat China," katanya. Wang Lu, seorang penduduk Beijing yang tinggal di sekitar pasar itu mengakui adanya kasus telur terkontaminasi ini membuat dirinya dan keluarga untuk sementara tidak mengkonsumsi telur dulu sambil menunggu upaya pemerintah untuk menuntaskan kasus itu. Untuk sementara, katanya, dirinya dan keluarga untuk mendapatkan protein mengkonsumsi susu yang diyakni telah terbebas dari melain setelah pemerintah gencar melakukan pengawasan dan investigasi ke sejumlah produsen susu serta pasar. "Saya optimis pemerintah China akan segera menyelesaikan kasus telur terkontaminasi ini sehingga masyarakat tidak perlu lagi ada kekhawatiran mengkonsumsi. Kasus susu terkontaminasi melamin saya pikir telah memberi pelajaran berharga untuk pemerintah untuk menyelesaikan kasus ini," katanya. Pemerintah China menyatakan komitmennya untuk tetap memperhatikan keamanan dan standar produk yang dijual ke pasaran sehingga aman untuk dikonsumsi. "Pemerintah tetap memberi perhatian soal keamanan dan standarisasi pada produk makanan sehingga aman dikonsumsi," kata Jurubicara Kementrian Luar Negeri China Jiang Yu. Dalam keterangan pers berkala di depan wartawan lokal dan asing, ia menegaskan bahwa komitmen tersebut telah dan akan terus dilakukan dalam upaya memberi rasa aman kepada para konsumen. Jiang Yu mengatakan, apabila masyarakat di mana pun menemukan ada preoduk China yang tidak memenuhi syarat, maka dapat langsung menyampaikan keluhan kepada pihak berwenang di China, seperti Administrasi Umum Pengawasan Kualitas, Inspeksi dan Karantina (AQSIQ). "Kalau ada masalah yang ditemukan, silahkan menghubungi pihak berwenang di China dan akan diberi penjelasan," katanya. Terkait dengan ditemukannya, dua produk yang di jual di Hong Kong dan diketahui mengandung melamin, ia mengakui pihak berwenang tentunya sudah mengambil langkah cepat dan tepat dalam upaya menanggulangi kasus itu sehingga bisa memberikan rasa aman terhadap konsumen. "Kami yakin bahwa pihak berwenang setempat sudah melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Keselamatan dan keamanan makanan adalah prioritas utama bagi pemerintah kami," tegasnya. (*)

Oleh Oleh Ahmad Wijaya
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008