Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi pembiayaan sektor pembangunan
Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap industri pasar modal lebih mendorong kelanjutan pembangunan infrastruktur sebagai bagian dari lima program prioritas pemerintah periode 2019-2024.

"Melanjutkan pengembangan infrastruktur dan itu besar kemungkinan pembiayaan dari pasar modal," kata Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida usai hadir dalam penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin.

Baca juga: OJK: Pasar modal 2019 tumbuh, investor masih percaya prospek Indonesia

Menurut dia, pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi pembiayaan sektor pembangunan.

Dalam sambutannya, Nurhaida mengungkapkan selama 2019 ada 175 penawaran umum baik obligasi dan saham.

Di antara 175 penawaran itu, kata dia, ada 56 adalah emiten baru dan dana yang dihimpun berdasarkan penawaran umum tersebut mencapai Rp166,25 triliun.

Dia melanjutkan penghimpunan dana melalui investasi real estat berbentuk kontrak investasi kolektif (DIRE-KIK), Dana Investasi Infrastruktur Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (DINFRA) dan reksa dana meningkat 8,37 persen.

Nurhaida menyebutkan dana kelolaan dari ketiga bentuk investasi itu mencapai hampir Rp811 triliun.

Ia mengharapkan capaian tahun 2019 itu bisa merupakan katalis positif bagi pasar modal tahun 2020.

"Tentu, kerja sama dan sinergi semua pihak kembali kami harap tahun 2020 dalam program membangun infrastruktur memberikan alternatif pembiayaan, bisa kita penuhi dari pasar modal," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menyebutkan total jumlah perusahaan tercatat saham di BEI pada penghujung 2019 mencapai 668 perusahaan.

Aktivitas pencatatan efek di BEI 2019 juga diikuti oleh 14 pencatatan exchange traded fund (ETF) baru, dua efek beragun aset (EBA), dan dua obligasi korporasi baru

Selain itu, ada dua dana investasi real estat berbentuk kontrak investasi kolektif dan satu dana investasi infrastruktur berbentuk kontrak investasi kolektif.

Sepanjang tahun 2019 juga terdapat 76 pencatatan efek baru di BEI atau melebihi target 75 pencatatan efek baru yang direncanakan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rata-rata nilai transaksi harian selama tahun 2019 mencapai Rp9,1 triliun atau naik tujuh persen dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp8,5 triliun.

Baca juga: OJK nilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga
Baca juga: Jumlah emiten baru 2019 sama dengan 2018, BEI sebut luar biasa

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019