Jeddah (ANTARA News) - Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Departemen Agama Slamet Riyanto menghimbau jemaah haji Indonesia menghemat penggunaan air selama menunaikan ibadah haji. "Masalah air, kita sudah sampaikan kepada jemaah supaya budaya kita menggunakan air di tanah air yang tidak terkontrol itu di sini dibatasilah. Di sini kan air disuplai pakai tangki-tangki, kalau kerannya dibuka terus ya langsung habis," kata Slametusai menyambut kedatangan jemaah haji pertama di Bandara Raja Abdul Aziz, Jeddah, Rabu sore waktu setempat. Ia menyampaikan hal itu karena kekurangan air selalu menjadi masalah di pemondokan jemaah haji Indonesia dan kadang menjadi pemicu ketegangan diantara jemaah dan jemaah dengan petugas. "Karena itu kami sudah sampaikan, bahwa kita harus hemat dan disiplin dalam menggunakan air," tandasnya. Harga air di Arab Saudi memang terbilang mahal di mana air minum kemasan 0,55 liter dijual seharga satu real (sekitar Rp3.000), sedangkan air untuk kebutuhan sehari-hari biasanya dijual dalam jerigen, galon dan tangki. "Satu galon berisi 20 liter air harganya tiga real, kalau satu tangki 5000 liter harganya 71 real," kata Muhammad Sahe, jemaah asal Sampang, Madura, yang bermukim di Jeddah delapan tahun terakhir ini. Oleh sebab itu, penggunaan air di negara ini lebih dihemat daripada penggunaan bahan bakar. Di Hotel New Riyadh, Jeddah, tempat lebih dari 100 orang petugas haji tinggal selama pelaksanaan ibadah haji, penggunaan air dibatasi dengan suplai hanya pada waktu-waktu tertentu. Karena harga air cukup mahal, ongkos cuci mobil di kota-kota besar di Arab Saudi seperti Jeddah dan Mekah jadi mahal. "Kalau cuci dipinggir jalan bayar 15 real, air seember di sini untuk cuci empat sampai lima mobil. Kalau di tempat cuci mobil resmi, biayanya bisa sampai 40 real," kata Sahe, pengemudi mobil antar jemput anak sekolah di Jeddah. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008