Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan bahwa pihaknya tidak tebang pilih tetapi menampung semua masukan yang selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk membangun komunikasi dua arah dengan pemangku kepentingan.

Siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diterima di Jakarta, Rabu, menyatakan Menteri Edhy membangun komunikasi misalnya, dilakukan dengan berbagai hal mulai dari menerima sejumlah pihak untuk audiensi, mengunjungi daerah-daerah untuk memantau dan mendengar masukan langsung.
​​​​​​
Selain itu menggelar berbagai forum, hingga membangun komunikasi dengan dunia internasional melalui kemitraan dengan negara-negara sahabat.

Baca juga: Menteri Edhy setuju larangan ekspor benih lobster

Demi optimalisasi program dan kebijakan KKP ke depan, Edhy intensif membangun komunikasi dengan berbagai pihak mulai pemangku kepentingan hingga pemerhati/ahli.

Dengan demikian, lanjutnya, maka semua masukan akan ditampung dan tidak tebang pilih, demi menggodok regulasi dan aturan terbaik yang dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan manfaat ekonomi bagi bangsa dan negara.

Rilis tersebut menyebutkan, hanya dalam jangka waktu kurang lebih dua bulan, Menteri Edhy telah berdiskusi antara lain dengan Asosiasi Koral, Kerang, dan Ikan Hias Indonesia (AKKII), Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), dan BUMN Perum Perikanan Indonesia (Perindo).

Kemudian, dengan pelaku usaha perikanan tangkap dari Pati-Juwana Jawa Tengah (Jateng), Shrimp Club Indonesia (SCI), Petambak Muda Indonesia (PMI), Asosiasiasi Pengusaha Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan Indonesia (AP5I).

Selain itu dengan Ikatan Penyuluh Perikanan Indonesia (Ipkani), Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Toba Surimi Industries, Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan Indonesia (FP2TPKI), dan Komunitas Masyarakat Maritim Indonesia (Kommari), serta Forum Komunikasi Konservasi Indonesia (FKKI).

Baca juga: Menteri KKP Edhy Prabowo dorong lebih banyak ekspor ke China

Juga diselenggarakan Stakeholders Meeting Bidang Perikanan Tangkap dengan sekitar 15 himpunan nelayan yaitu Paguyuban Nelayan Jawa Tengah, Mitra Nelayan Sejahtera, Jaringan Nelayan Matahari Indonesia, Aliansi Nelayan Indonesia.

Selain itu dengan Lembaga Kelautan dan Perikanan Indonesia (LKPI), Masyarakat Perikanan Nusantara, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia (PPNI).

Juga dengan Serikat Nelayan Indonesia, Persatuan Nelayan Tradisional, Aliansi Penyuluh Perikanan Bantu, Koperasi Perikanan Laut Mina Sumitra, Himpunan Nelayan Tradisional, dan Kesatuan Pelaut Perikanan Indonesia (KPPI).

Tak ketinggalan, audiensi digelar bersama pemangku kepentingan pergaraman nasional, PT Perikanan Nusantara (Perinus), Rektor dan civitas akademika Institut Pertanian Bogor (IPB), Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (Himapikani).

Juga dengan pemangku kepentingan  Pendidikan dan Bisnis Kelautan dan Perikanan, serta Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) yang terdiri atas pelaku usaha perikanan tangkap, pembudidaya, petambak garam, penggiat wisata bahari, pelaku usaha kuliner, serta perajin.

KKP bekerja sama dengan Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI) juga menggelar Pertemuan Regional ke-2 Komite Pengelola Bersama Perikanan Tuna melibatkan tujuh provinsi yaitu Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Bali.

Untuk mengoptimalkan potensi kelautan dan perikanan di masing-masing daerah, Menteri Edhy juga menerima kunjungan dari beberapa pemerintah daerah Indonesia.

Sebut saja Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Gubernur Riau, Bupati Seram Bagian Timur, Bupati Seram Bagian Barat, Bupati Kepulauan Aru, Wali Kota Pangkal Pinang, Bupati Musi Banyuasin, dan Bupati Nias.

Baca juga: Edhy Prabowo kaji solusi terkait pencemaran di Danau Toba

Menteri Edhy juga terjun langsung ke lapangan untuk menyaksikan langsung potensi kelautan dan perikanan daerah, kondisi pemangku kepentingan serta mendengar langsung harapan terdalam mereka.

Mengawali kunjungan kerjanya, Menteri Edhy menyambangi dua pusat aktivitas perikanan di Pelabuhan Perikanan (PP) Muara Angke dan Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Nizam Zachman, Jakarta Utara.

Selanjutnya, Menteri Edhy menghadiri West Java Festival (WJF) 2019 di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat guna mengampanyekan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) untuk pengentasan stunting.

Di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Menteri Edhy sudah meninjau pembangunan Pasar Ikan Modern (PIM) Palembang yang dilanjutkan dengan berdiskusi bersama pemangku kepentingan dalam rangkaian acara menjelang peringatan Hari Nusantara XIX, dan diakhiri dengan restocking 50.000 ekor ikan nilem ke Waduk GOR Jakabaring.

Baca juga: Edhy Prabowo pertimbangkan hibahkan kapal sitaan ke sejumlah pihak

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020