Sudah ada peringatan dari BMKG Yogyakarta terkait potensi hujan lebat hingga 7 Januari. Daerah di sepanjang aliran sungai perlu mewaspadai potensi kenaikan debit air yang menyebabkan luapan hingga potensi longsor saat hujan terjadi
Yogyakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencaan Daerah Kota Yogyakarta mengingatkan warga untuk tetap melakukan berbagai upaya antisipasi menghadapi potensi luapan air sungai saat terjadi peningkatan curah hujan pada awal Januari.

“Sudah ada peringatan dari BMKG Yogyakarta terkait potensi hujan lebat hingga 7 Januari. Daerah di sepanjang aliran sungai perlu mewaspadai potensi kenaikan debit air yang menyebabkan luapan hingga potensi longsor saat hujan terjadi,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Hari Wahyudi di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, langkah antisipasi yang bisa dilakukan warga agar tidak terjadi luapan air sungai adalah dengan tidak membuang sampah ke sungai karena sampah bisa menyebabkan aliran sungai tidak lancar sehingga sungai pun meluap ke permukiman saat terjadi hujan lebat.

“Saat terjadi hujan lebat dan aliran sungai cukup deras, biasanya ada saja warga memanfaatkan kesempatan itu untuk menghanyutkan barang-barang berukuran besar yang tidak lagi terpakai. Perilaku seperti ini sebaiknya tidak dilakukan,” katanya.

Meskipun demikian, Hari menyebut, sejak akhir Desember 2019 hingga awal Januari tahun ini belum ada laporan mengenai luapan air sungai yang masuk ke permukiman warga. “Kenaikan debit air saat hujan memang sempat terjadi tetapi tidak sampai meluap,” katanya.

Ia menambahkan, warga yang tinggal di bantaran sungai, khususnya di bagian selatan Kota Yogyakarta perlu memiliki kewaspadaan lebih tinggi karena kedalaman sungai semakin berkurang sehingga daya tampung air menjadi lebih sedikit dibanding di bagian utara. “Akibatnya, potensi luapan menjadi lebih tinggi,” katanya.

Selain potensi luapan air sungai, Hari juga meminta warga untuk memperhatikan kondisi lingkungan termasuk talut sungai dan melaporkan ke Pemerintah Kota Yogyakarta jika terjadi retakan yang semakin lama semakin membesar dan berpotensi menyebabkan longsor.

“Laporan bisa disampaikan ke wilayah, bisa ke kelurahan atau kecamatan atau ke pengurus Kampung Tangguh Bencana (KTB). Kami akan koordinasikan dengan pihak berwenang untuk penanganannya,” katanya.

Hingga awal Januari 2020, kata dia, jenis kasus yang ditangani BPBD Kota Yogyakarta sebagian besar adalah pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang.

Sementara itu, Kepala BPBD DIY Biwara Yuswantana juga mengimbau warga untuk mengurangi risiko bencana dengan memangkas pohon yang terlalu lebat, membersihkan saluran air hujan, tidak membuang sampah ke saluran air, dan mengecek bagian rumah agar tidak mudah terbang atau rusak jika terjadi angin kencang.

Masyarakat di kawasan rawan banjir dan longsor juga diminta meningkatkan kewaspadaan dan apabila terjadi hujan terus menerus maka disarankan untuk segera mencari tempat yang lebih aman.

Baca juga: BPBD Yogyakarta segera tambah alat pemantau di sungai

Baca juga: Bersih sungai diintensifkan hadapi potensi "banjir" sampah Yogyakarta

Baca juga: Sedimen memenuhi bantaran Sungai Code Yogyakarta


Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020