Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 255 warga Kelurahan Bangka masih bertahan di pengungsian walau air yang menggenangi permukimannya sudah surut sejak siang.

"Catatan kami masih ada 255 warga mengungsi sampai saat ini, mereka warga dari RT 01 RW 02," kata Lurah Bangka, Nofia Enita saat ditemui di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis.

Menurut Nofia, air di permukiman warga sudah surut tetapi warga, khususnya perempuan dan anak-anak masih bertahan di pengungsian.

"Kalau bapak-bapaknya saya liat sudah ada yang pulang ke rumah mereka untuk membereskan sisa banjir, tinggal ibu-ibu dan anak-anak yang masih bertahan, karena belum tentu juga bisa ditempati malam ini rumahnya," kata Nofia.

Ia mengatakan warga tersebut mengungsi di masjid dan mushala dan pinggir jalan yang dijadikan posko darurat banjir.

Meski sebagian besar wilayah yang terendam banjir di Kelurahan Bangka sudah surut seperti di Kemang Selatan X dengan jumlah warga 300 jiwa. Banjir di Jalan Kemang Raya merendam sejumlah mobil serta pusat pertokoan.

Baca juga: Sejumlah ruas jalan di Jakarta Barat masih terendam banjir
Baca juga: Warga Bendungan Hilir terdampak banjir butuh bantuan pakaian


Tercatat ada empat dari lima RW yang terdapat di Kelurahan Bangka terendam banjir akibat luapan Kali Krukut dan Kali Mampang.

Dari empat RW tersebut, tersisa di RT 4 yang masih tergenang banjir, tepatnya di RT 03 wilayah Kemang Selatan Delapan berbatasan dengan Cipete.

"Wilayah ini memang posisinya cukup rendah dari Kali Mampang, lokasinya juga agak turunan," kata Nofia.

Sementara itu, warga yang rumahnya sudah surut dari banjir mulai kembali ke rumah masing-masing, ditambah lagi listrik sudah menyala.

Warga memilih membereskan sisa banjir yang membawa material lumpur ke dalam rumah mereka. Memilah barang yang masih bisa diselamatkan dan membuang sebagian besar barang atau benda yang rusak akibat banjir seperti televisi, bufet televisi, buku-buku dan peralatan lainnya.

Didit (64), warga Kemang Selatan X mengatakan, butuh waktu dua hari untuk membersihkan rumahnya dari banjir. Apalagi warga terbatas mengakses air bersih untuk menyiram lumpur keluar dari rumah.

"Karena di sini banyak kontrakan jadi pemakaian air terbatas, kecil debitnya, jadi agak susah aja membersihkan rumah sekaligus," kata Didit.
Baca juga: Masih ada korban banjir yang bertahan di lantai dua rumah
Baca juga: Ratusan rumah mewah di perumahan Green Garden terendam banjir

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020