Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta akhir pekan melemah seiring naiknya harga minyak dunia.

Rupiah ditutup melemah 37 poin atau 0,27 persen di level Rp13.930 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp13.893 per dolar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat, mengatakan, meningkatnya harga minyak dunia akibat dampak geopolitik di Timur Tengah, memengaruhi pergerakan nilai tukar hari ini.

Baca juga: BI layani penukaran uang rupiah rusak akibat banjir

"Saat harga minyak naik, biaya impor komoditas ini akan ikut melejit. Ketika semakin banyak devisa yang 'dibakar' untuk impor minyak, rupiah akan menjadi korban," ujar Ibrahim.

Serangan pasukan Amerika Serikat di Irak mengakibatkan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi Al-Muhandis terbunuh, mengakibatkan harga minyak mentah dunia kembali menguat diawal tahun, bahkan menyentuh level tertingginya di 63,83 dolar AS per barel.

Sementara itu, dampak dari banjir yang terjadi di Jabodetabek yang sampai saat ini masih terjadi, mengakibatkan pasokan barang-barang dari satu wilayah ke wilayah lain terputus sehingga mengakibatkan kerugian yang cukup besar.

Asosiasi Ritel Indonesia memprediksi akibat banjir bandang saat Tahun Baru mengakibatkan kerugian yang diperkirakan mencapai Rp1 triliun.

Baca juga: Rupiah akhir pekan berpeluang kembali menguat

"Ini angka yang cukup fantastis sehingga wajar kalau pasar kembali melakukan taking profit," kata Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp13.885 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.883 per dolar AS hingga Rp13.934 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp13.899 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.895 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020