Laporan anggota, ada suara peluru dua kali, mungkin panas ikut terbakar jadi meledak gitu,"
Jakarta (ANTARA) - Kebakaran rumah rumah yang menewaskan dua lansia di Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan diduga disebabkan arus pendek listrik (korsleting).

"Menurut informasi anggota di lapangan, dugaan sementara penyebab kebakaran karena 'korsleting' listrik," kata Petugas Informasi dan Komunikasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Jakarta Suparman saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Peristiwa kebakaran terjadi di Jalan Mirah Kencana Blok C-4 Nomor 48 RT 019 RW 010, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Kebakaran dilaporkan oleh seorang petugas keamanan salah satu rumah pada pukul 04.35 WIB.

Sebanyak 61 petugas pemadam kebakaran dari Sudin PKP Jakarta Selatan dikerahkan. Pemadaman melibatkan 12 unit mobil damkar.

Baca juga: Dua lansia tewas dalam kebakaran di Permata Hijau Jaksel

Petugas tiba di lokasi pukul 04.40 WIB dengan kondisi rumah sudah ambruk karena ludes terbakar.

"Akses masuk petugas juga terhalang reruntuhan dan kondisi api sudah membesar," kata Suparman.

Selain itu, petugas juga mendengar suara letusan peluru dari dalam rumah, diduga ikut terbakar.

"Laporan anggota, ada suara peluru dua kali, mungkin panas ikut terbakar jadi meledak gitu," kata Suparman.

Peristiwa kebakaran di rumah mewag seluas kurang lebih 300 meter persegi tersebut menimbulkan korban jiwa dua orang lansia dengan identitas Chrisfandi (75) dan Inneke (65). Keduanya ditemukan tewas terbakar di lantai dua rumah.

Di depan bagian rumah juga terdapat plang nama izin praktik dokter umum, tapi belum diketahui namanya.

"Kami belum tau apakah itu rumah dokter atau petugas polisi, karena petugas mendengar suara peluru yang meledak terbakar," kata Suparman.

Kedua jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati. Total kerugian materi dari kebakaran itu mencapai Rp3 miliar.
Baca juga: Dua orang meninggal akibat kebakaran di Kampung Pulo

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020